Hamil di Luar Nikah – Bayi Ini Tetap Berhak Hidup

1
673 views
Ilustrasi - Menanti kelahiran bayi. (Ist)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN: Noda dan Cela

Minggu, 13 Juni 2031

Bacaan

  • Yeh 17: 22-24.
  • 2 Kor 5: 6-10.
  • Mrk. 4: 26-34.

DUA perumpamaan singkat yang berbeda dikatakan dalam sebuah cerita.

Sebuah proses pertumbuhan di luar kemampuan sang penabur. Petani menabur benih dan menuai panenan. Kodrat alam, kuasa Allah, membuat benih itu hidup dan tumbuh.

Hasil taburan di luar dugaan. Dari benih yang tipis menghasilkan panenan berlimpah dan tumbuh menjadi pohon besar dan rindang di antara sayuran. Burung-burung pun dapat bertengger dan bersarang.

Dalam dirinya sendiri tidak ada yang menarik dan dapat dibanggakan.

Tabah menanggung cela

“Apa kabar? Lagi hamil ya? Udah berapa bulan? Menggembirakan sekali.”

“Iya Romo,” kata perempuan muda sambil tersenyum dengan wajah tetap saja menunduk sembari mengelus-ngelus perutnya.

“Di manakah suamimu? Tidak bersama ke gereja?”

“Nga Mo. Itulah yang ingin saya sharingkan.

Saya pacaran dengan dia. Tanpa disetujui mama papa. Mereka sih tidak frontal menentang atau ngotot. Orangtua selalu menasehati, kalau bisa putus saja.

Pasangan saya bekerja di kota lain. Awalnya chatting online. Kesannya, dia begitu baik, care dan sungguh simpati. Saya membayangkan, betapa bahagia hidup bersama dia. Secara ekonomi membantu, walaupun belum terikat. Ada saatnya, ia berperan sebagai kakak. Saya termasuk manja dan senang, bila diperhatikan.

Saya merasa senang dan bahagia bersamanya. Saya percaya, dia adalah pribadi yang baik. Saya memutuskan dan memilihnya sebagai calon suamiku.”

Lalu terlena dan hamil di luar nikah

Perempuan muda dengan bayi yang tengah dikandungnya itu lalu melanjutkan kisah hidupnya.

“Sesaat kami terlena. Melakukan rangkaian hubungan kasih antar jenis yang belum saatnya. Dan kemudian, saya lalu positifhamil. Namun, pacar saya merasa keberatan, kalau dalam waktu dekat ini, kami melangkah membangun rumahtangga.

Nah, rupanya ia sudah nikah dan punya keluarga.

Lama-lama, telepon saya jarang dia balas. Chatting pun tak digubris. Lebih celaka lagi, saya juga tidak pernah tahu rumahnya.

Berikutnya, nomor kontak HP saya diblokir. Maka, putus sudah relasi kami. Ia menghilang tak tahu rimbanya.”

Malu hati

“Saya mulai stres. Panik, bingung, dan juga linglung. Sekaligus merasa takut dan malu hati. Terpikir mau mengakhiri hidup saja.

Mama papa marah. Mereka berusaha mencari alamat dan keluarganya.

Tapi, hasilnya nihil.

Kami pun sudah melaporkan kepada pihak yang berwajib. Tiada kabar juga.

Membiarkan janin ini tumbuh dan hidup

Kisah sedih peremuan muda yang hamil di luar nikah ini pun masih berlanjut.

“Saya hanya bisa menanti. Sembari bertekad hati ingin membesarkan janin bayiku yang sudah ada ada di dalam rahim kandungan saya.

Saya sungguh merasa bersyukur, papa mama akhirnya mau memahami luka hati saya . Juga turut membantu saya ‘berdiri’ tegak dan berjalan kembali sebagai pribadi yang bermartabat.

Mereka tetap memperlakukan saya sebagai puterinya. Saya kembali diteguhkan. Untuk mau membiarkan kandungan ini tumbuh dalam lindungan papa dan pama.

Nantinya, anakku ini akan diadopsi oleh keluarga adik mama. Kebetulan, mereka tidak dikaruniai anak.

Maka, kami pun sepakat.

Saya belajar dari kesalahan. Saya tetap mau berjalan dalam iman Katolik.

Saya telah memutuskan membiarkan jabang bayi ini tetap tumbuh berkembang dalam rahim saya.

Bersama papa, mama, om dan tante, kami sering berdoa bersama. Sebagai proses peralihan dari kandungan saya ke tangan om dan tante. Sekarang ini, kehamilan saya sudah menginjak bulan ke-7 romo. Mohon doanya.”

“Saya belajar untuk tidak kecewa dalam peristiwa ini. Memang salah bahkan dosa saya. Papa mama sangat mengerti kepiluan, luka batin dan kekecewaan saya. Tiada henti mereka meneguhkan.

Saya diajari memetik hikmah dan hal yang baik dalam peristiwa yang memilukan ini. Tanpa mama, papa dan  saudaraku, saya tidak berarti.

Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya mau belajar percaya Tuhan menyertai; Tuhan mengampuni; Tuhan memulihkan; Tuhan merangkul aku kembali sebagai puteri-Nya.

“Bayi ini tidak bersalah Mo. Berhak hidup,” katanya lembut dan sadar akan celanya.

“Keluarga besarkulah yang memungkinkan cabang bayi ini tumbuh berkembang dan hidup.” Lih 2 kor 5: 6.

“Berkatnya, Mo,” pintanya.

Hati dan pikiran saya berkecamuk. Tidak dapat memahami. Speechless. Silent. Betapa luka terbawa sampai mati.

“Baiklah. Saya dan Gereja akan mendoakanmu.

Yesus sendirilah yang akan memberikan kuasa-Nya untuk tetap tumbuh dan hidup dalam iman. Hidup ke-ilahi-an Yesus lah yang memberi sumber dan kekuatan.

Tuhan, ajari dan sertai aku berjalan dalam terang-Mu. Ku mohon ya Yesusku. Amin

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here