Harapan yang Pudar

0
333 views
Ilustrasi - Harapan berlebihan. (Ist)

Renungan Harian
Kamis, 24 Juni 2021
Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
Bacaan I: Yes. 49: 1-6
Bacaan II: Kis. 13: 22-26
Injil: Luk. 1: 57-66. 80
 
HARI
itu, saya memimpin perayaan misa requiem dan pemberkatan jenazah seorang anak muda.

Almarhum anak muda yang waktu masih remaja saya kenal sebagai anak yang memiliki bakat luar biasa, cerdas, pandai bergaul dan selalu menjadi kebanggaan kedua orangtuanya.

Saat itu, saya melihat bahwa anak ini mempunyai masa depan yang cemerlang; demikian pula orang-orang yang mengenal dia. Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan, seandainya dia tidak melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi, dia akan sukses karena mempunyai bakat yang luar biasa.

Banyak orangtua berharap bahwa anak-anaknya seperti anak itu. Apalagi ketika anak itu diterima di perguruan tinggi bergengsi di negeri ini, semua orang seolah-olah menjadi ikut bangga dengan kehadiran anak itu.
 
Orangtuanya begitu bangga dengan anaknya.

Ibunya selalu bercerita, bahwa anak itu sejak masih di kandungan tidak pernah merepotkan. Ibu itu tidak pernah merasakan mual atau terganggu dengan kehamilannya, pun juga tidak pernah yang namanya ngidam sebagaimana dialami banyak ibu hamil.

Selama hamil anak itu, ibu itu tetap aktif bekerja tanpa merasakan beban apa pun. Bahkan ketika melahirkan proses melahirkan dirasakan amat cepat dan mudah.

Maka ibu itu selalu mengatakan:

“Wah anak ini nanti akan menjadi anak yang selalu menjaga orang tua dan membanggakan orang tua, karena sejak dalam kandungan sama sekali tidak merepotkan, bahkan seperti memberi semangat pada saya.”

Terlebih dalam masa pertumbuhannya menunjukkan adanya bakat yang luar biasa dalan diri anak itu.
 
Namun, semua itu berakhir tragis, anak yang dibanggakan itu pulang sudah menjadi jenazah, yang konon dia meninggal karena overdosis.

Semua orang yang mengenal anak muda itu tidak percaya bahwa anak itu meninggal karena overdosis.

Setiap liburan dia selalu bergaul dengan anak-anak di rumahnya maupun di gereja dan tidak menunjukkan bahwa dia terlibat dengan obat-obatan atau minum-minuman keras.

Meski segala sesuatu mungkin terjadi, namun banyak orang tidak percaya bahwa anak yang baik itu terlibat dengan barang “haram” tersebut 

Ibunya menangis dan sesekali berteriak: “Sayang kenapa seperti ini? Apa yang telah kamu lakukan? Kamu kebanggaan mama, Nak, kenapa seperti ini? Romo, kenapa anak saya seperti ini? Saya waktu melahirkan dia selalu berpikir anak ini nanti akan menjadi luar biasa, tetapi mengapa seperti ini?”

Tangisan ibu itu membuat semua yang hadir ikut larut dalam duka yang mendalam.
 
Kehadiran anak dalam keluarga selalu memberi kebahagiaan dan harapan akan masa depan yang luar biasa.

Setiap orangtua selalu mempunyai  harapan akan menjadi seperti apa anak saya nanti. Kehadiran seorang anak menghadirkan suka cita dalam keluarga bahkan dalam lingkungan yang lebih luas pula.

Namun seringkali dalam perjalanan waktu tidak selalu seperti yang dibayangkan dan diharapkan.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, kelahiran Yohanes mencengangkan banyak orang, sehingga memunculkan tanya, bayangan dan harapan akan masa depannya.

“Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: ‘Menjadi apakah anak ini nanti?”’ Sebab tangan Tuhan menyertai dia.’”
 
Bagaimana dengan aku?

Adakah aku telah memenuhi harapan orangtuaku?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here