In Memoriam Martinus Surawan: Belajar di Balik Kosakata, Memori Para Seminaris (2)

0
465 views
RIP Dr. Martinus Surawan, Gurun Pensiunan Seminari Mertoyudan.

SAAT pertama kali bertatap muka di Kelas Persiapan Pertama tahun 1982, beliau hanya menjelaskan program menghafal penguasaan kosakata. Tak kurang dan tak lebih.

Pokoknya, kuasai kosa kata. Mungkin, beliau tertular pemikiran guru Bahasa Latin, seorang polyglot dengan tujuh bahasa terkuasai dengan fasih, Bapak Setiardjo Willy Soetopo, alm.

“Kalau kamu kuasai kosakata, tanpa memikirkan tata bahasa yang benar pun, kamu sudah mampu menangkap makna atau gagasan. Jadi, pikiran seseorang disampaikan melalui rangkaian kosa kata,” kata beliau.

RIP Dr. Martinus Surawan, guru pensiunan Seminari Mertoyudan.

“400 atau 500 kata kunci sudah memadai untuk berkomunikasi lisan. Tetapi untuk memahami bacaan, khususnya buku ilmiah, kamu perlu menambah minimal 3.000 entries. Dan ditambah pendamping setia: kamus yang standar,” sambungnya.

Berikut rangkuman penuturan pengalaman murid beliau dari KORETANS, KPP Merto1982

Jenazah Dr. Martinus Surawan (Yuli Winarto)

Ivo Irianto – Jepang

Terimakasih sudah mengajarkan kami Bahasa Inggris. Terima kasih untuk Kamus 6.000 Entries. Membuat saya berani pinjem buku di Perpus Inggris.

Triman Andi – Semarang

Latihan menghafal vocab tak hanya berhasil memetik buah berapa hafalan kosa kata. Tetapi juga rajin menulis kecil-kecil di secarik kertas yang digulung. Kegiatan menyalin kosakata melatih untuk merencanakan sesuatu dengan rinci.

Senyummu yang tak pernah ada kesan mengejek.  Bahkan ketika salah hafal dan salah tulis adalah penguat rasa percaya diri untuk terus belajar.

Antonius Sudarisman – Yogyakarta

Sedih sekali mendengar kepergian Bapak Martinus Surawan. Hari Jumat minggu lalu (empat hari lalu)  dalam perjalanan ke Girisonta untuk memberi workshop mengenai leadership untuk para novis di Girisonta, saya dan Juan sempat menjenguk Pak Surawan sebelum dibawa pulang ke rumah.

Saat itu di Rumah Sakit di Magelang, beliau masih bisa berkomunikasi meskipun sangat terbatas.

Kunjungi Pak Surawan saat masih hidup. (Ist)

Dalam perjumpaan sebelumnya, saat kami melayat  isteri beliau yang meninggal beberapa bulan lalu. Kami masih melihat semangat luar biasa dalam  beraktivitas dan mengabdi.

Beliau tiap Minggu masih ke Jogja mengajar bahasa Inggris untuk para frater. Beliau masih menyelesaikan buku dengan Pak Gunawan, mantan guru Bahasa Indonesia.

Beliau masih ingin memberi dan berbagi banyak hal.

Selamat jalan Pak Surawan, guru dan teladan seorang pendidik yang sejati untuk Seminari Mertoyudan.

Sejak lulus kuliah hingga wafat masih mengabdi untuk seminari, khususnya Seminari Mertoyudan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here