Kabar Baik dalam Keluarga

0
763 views
Yesus menyembuhkan mertua Simon Petrus. (Ist)

Kol.1:1-8.
Mzm.52:10.11.
Luk.4:38-44.

MENANTU idaman. Itu bukan karena kaya dan memiliki segalanya. Namun yang setia dan bisa menyayangi isteri dan anak-anaknya.

Selain itu, menantu yang baik itu menaruh hormat dan kasih sayang pada mertua dan keluarga mertuanya.

Orang bijak mengatakan, kalau anak menantu tidak menyayangi mertuanya, maka keluarganya tidak damai dan tidak bahagia.

Sebaliknya, kalau anak menantu mengasihi keluarga mertua, biasanya keluarga itu rukun, damai dan bahagia.

Kerukunan dalam keluarga akan tejadi, kalau anak menantu dan keluarga mertua dapat hidup rukun.

Seorang teman mengunggah di IG, foto dirinya dengan mama mertua yang terbaring di ranjang rumah sakit.

“Saya ingin kantor tahu bahwa saya benar-benar menjaga mama mertua yang sakit,” jawabnya, ketika saya kontak.

“Kenapa bukan isterimu yang menjaga mertuamu?” tanyaku

“Isteri ada urusan yang lebih penting daripada urusan saya. Lagian urusan kantor bisa saya kerjakan dari rumah sakit,” sahutnya.

“Saat ini, mama perlu ditemani dan dijaga,” lanjutnya.

“Jika mama sudah bisa aktivitas sendiri, saya akan ke kantor,” ujarnya.

Tindakan anak menantu ini bicara banyak hal yang tidak terucapkan.

Perhatian, kasih sayang, serta hormat, yang terungkap lewat tindakan nyata dengan menemani dan merawat mertuanya yang sedang sakit.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus pergi ke rumah Simon.

Ada pun ibu mertua Simon sakit demam keras dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia.

Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya.

Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani Dia.

Simon sebagai menantu minta kepada Yesus untuk menyembuhkan mertuanya yang sakit.

Permintaan Simon ini langsung diamini oleh Yesus. Karena permintaan itu menungkapkan kebaikan hati Simon pada mertuanya.

Yesus mewartakan Kabar Baik. Bukan hanya dengan mengajar, tetapi memberi pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkannya.

Yesus menunjukkan bahwa kabar baik itu nyata dalam hidup persaudaraan di dalam keluarga kita.

Sikap dan perilaku kita pada anggota keluarga lainnya akan menjadi cerminan, apakah Tuhan hadir atau tidak dalam keluarga kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sudah bersikap baik dengan anggota keluargaku atau anggota komunitasku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here