DALAM wawancara langsung saat masih di Roma, Kardinal Timothy Dolan dari Keuskupan Agung New York berbagi pengalaman pribadinya mengikuti Konklaf yang baru saja berhasil memilih Paus baru untuk memimpin Gereja Katolik. Ia mengaku bahagia, meskipun lelah dan sedikit rindu ingin cepat kampung halaman.
——————–
“Saya sangat gembira, meskipun agak lelah dan rindu rumah,” ujar Kardinal Timothy Dolan kepada pembawa acara Rosanna dan Kurt dalam wawancara eksklusif pagi itu.
Pemilihan Paus Leo disebut-sebut sebagai kejutan besar, karena namanya bahkan tidak masuk dalam daftar nama unggulan. Kardinal Dolan sendiri mengakui, “Saya masih mencoba memahaminya.”
Namun ia segera menambahi bahwa proses pemilihan dilakukan dengan sangat serius. Para kardinal telah bertemu setiap hari selama lebih dari dua pekan sebelum Konklaf resmi dimulai. Mereka berdiskusi mengenai tantangan, harapan, dan masa depan Gereja.
“Semua punya bayangan kandidat”
“Begitu kami masuk ke Konklaf hari Rabu sore tanggal 7 Mei itu, saya rasa kebanyakan dari kami sudah punya bayangan jelas tentang siapa kandidat terbaik yang nantinya akan kami pilih,” ujarnya.
Dengan 133 kardinal dari berbagai penjuru dunia dan 23 kelompok bahasa yang berbeda, Dolan menilai proses ini sebagai tanda kesatuan Gereja global.
Ketika ditanya apakah ia mengenal Paus Leo sebelumnya, Kardinal Dolan dengan jujur menjawab, “Tidak benar-benar kenal. Saya memang kenal dan tahu namanyal juga tahu posisinya sebagai Prefek Dikasteri Uskup di Vatikan. Tapi saya belum pernah bicara langsung dengannya.”
Ia mengisahkan pertemuan pertamanya yang tidak disengaja dengan Uskup Prevost—kini Paus Leo—saat sarapan di Domus Santa Marta. Mereka duduk bersebelahan, mengobrol, dan ternyata Paus Leo pernah tinggal di St. Louis, kampung halaman Dolan.
“Dari situ saya mulai berpikir, ‘Orang ini asli’. Saya suka dia,’” ungkapnya.

“Bukan kandidat terlalu dikenal, justru keuntungannya”
Menurut Dolan, justru karena Paus Leo bukan sosok yang dikenal luas, ia tak dikaitkan dengan satu kubu tertentu di antara para kardinal. “Banyak yang bahkan tidak tahu dia berasal dari Amerika Serikat,” katanya sambil tertawa.
“Dia seperti warga dunia.”
Ketika ditanya tentang makna pemilihan ini, Dolan mengutip tajuk utama di salah satu surat kabar Italia Corriere della Sera: “Papa Carlo – Paus yang Tenang, Damai, dan Pemalu.”
“Paus Fransiskus dikenal penuh kasih, tapi kita tidak pernah menyebutnya pemalu,” katanya. “Paus Leo terlihat merenung, menyerap hal-hal dengan tenang. Dan itu menggerakkan kami. Ia membangkitkan rasa percaya.”
Bungkap tentang suara pilihan
Saat Kurt dengan bercanda bertanya apakah ia memilih Paus Leo, Dolan menjawab tegas namun bersahabat, “Bukan urusan Anda, Rosanna,” disambut tawa para pewawancara.
Ia juga mengonfirmasi bahwa dirinya sudah mengundang Paus Leo ke New York, tapi masih dengan catatan, “Kecuali dia pergi lebih dahulu ke Chicago dulu. Jangan ganggu saya ya?” ujarnya sambil bercanda.
Kardinal Dolan dan para Kardinal lainnya akan tetap berada di Roma hingga Misa Pelantikan resmi Paus Leo sebagai penerus Santo Petrus yang dijadwalkan akan digelar pekan depan.
Kardinal Dolan sendiri dijadwalkan pulang ke New York pada hari Senin, dan sudah berjanji akan hadir dalam wawancara lanjutan Selasa pagi.
Sumber: FOX 5 New York
Baca juga: Paus Leo XIV, dari Villanova ke Vatikan (66)