Kecewa

0
603 views
Ilustrasi - Kecewa (Ist)

Kamis, 23 Juni 2022

  • Yes.49:1-6.
  • Mzm: 139:1-3.13:14ab.14c-15.
  • Kis. 13:22-26.
  • Luk. 1:57-66.80.

SETIAP perjalanan kehidupan pastilah tidak selamanya mulus. Sebagian besar dari kita pasti juga merasakan betapa perjalanan hidup kita tidak selalu lancar.

Sering kali, kita diperhadapkan dengan tantangan dan rintangan yang berat.

Situasi ini tak jarang membuat kita menjadi putus asa, mudah mengeluh, dan hidup terasa berat hingga seakan tidak ada sukacita.

Apa pun yang kita hadapi saat ini, percayalah bahwa penyertaan Tuhan sungguh nyata. Maka sukacita akan datang di hidup kita dan kita pun dapat tetap teguh menghadapi apa pun yang terjadi.

Pada suatu hari, saya mengunjungi sebuah keluarga yang anaknya bari saja menikah di luar Gereja Katolik.

Bapak dan ibu itu sungguh merasa sedih hingga mereka, berusaha menutup pintu pergaulan dengan siapa pun.

Mereka merasa gagal, karena sebagai aktivis Gereja, dan bahkan sering diminta syering tentang keluarga, anaknya menikah dengan pria yang beragama lain.

Padahal anaknya dulu seorang pelayan altar, pemazmur dan banyak aktivitas Gereja yang dia ikuti.

Namun ketika sekolah di kota lain, dia bertemu dengan lelaki yang beragama lain dan kemudian perlahan meninggalkan aktivitas hidup menggereja.

Bapak ibu itu telah berusaha mengingatkan anaknya bahkan sungguh menentang, namun si anak tetap nekat dan tidak mendengarkan orangtuanya.

Kenyataan itu begitu memukul hati, pikiran dan perasaan bapak ibu itu.

Mereka merasa sudah sepenuh hati mempersembahkan hidupnya dan hidup keluarganya kepada Tuhan, tetapi mengapa Tuhan menimpakan kenyataan yang begitu pahit bagi mereka dan keluarganya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Dan semua orang yang mendengarnya, merenungkannya, dan berkata: Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab Tuhan menyertai dia.”

Penginjil Lukas menuturkan kepada para pendengarnya dalam kisah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis.

Ternyata walaupun tangan Tuhan menyertai Yohanes sejak dalam rahim ibunya, ia mati tragis dipenggal kepalanya oleh Herodes. Artinya, Tuhan menyertai setiap orang. Tetapi tidak berarti bahwa dengan begitu setiap orang akan bebas dari kemalangan, persoalan, penderitaan kesulitan, tatangan, dan kematian.

Tuhan menyertai keluarga kita semua, namun bukan berarti tantangan dan ujian hidup tidak datang menghampiri kita.

Tuhan ingin kita tidak mudah menyerah, dan berjuang bersama-Nya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku melihat tantangan hidup sebagai sarana untuk semakin dekat dengan Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here