Keluarga sebagai Payung

0
370 views
Ilustrasi: Kasih Orangtua pada Anak tak Pernah Luntur.

Sabtu, 20 Januari 2024.

  • 2Sam. 1:1-4,11-12,19,23-27;
  • Mzm. 80:2-3,5-7;
  • Mrk. 3:20-21.

KITA pasti pernah mendengar istilah “harta yang paling berharga adalah keluarga”. Keluarga adalah salah satu orang terdekat yang ada di dalam kehidupan. Keluarga akan selalu ada saat bahagia ataupun ketika sedang terpuruk.

Keluarga merupakan tempat dimana orang-orang mampu menerima kelebihan dan kekurangan setiap anggotanya. Jika kita mempunyai keluarga yang penuh kasih sayang, perhatian, dan penghargaan, maka dapat dikatakan kita adalah salah satu orang yang beruntung.

“Saya pulang dalam keadaan luka dengan berbagai kegagalan,” kata seorang ibu. “Saya takut dan malu, tetapi tidak ada tempat lagi, selain rumahku, di mana keluargaku berada,” lanjutnya.

“Aku telah mencoreng nama baik keluargaku. Aku aib bagi keluargaku, karena aku telah bertindak tidak benar dalam hidup berkeluarga,” ujarnya.

“Aku mengkhianati kesetiaan suamiku dan meninggalkan anak-anak serta suami demi kesenangan,” sambungnya.

“Lelaki yang membawaku pergi ternyata tidak bertanggung jawab, karena dia akhirnya kembali pada isterinya,” urainya.

“Aku mau kembali pada suamiku, aku ingin membangun kembali bahtera yang hampir karam ini,” paparnya.

“Ini rumahmu dan kamu selalu punya tempat di rumah ini, di hati kami semua,” kata suamiku, ketika aku utarakan keinginanku untuk pulang.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian, ”Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.

Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “ Ia tidak waras lagi.”

Tindakan kita yang tidak biasa dan menentang kebiasaan dalam hidup bersama seringkali menimbulkan gejolak. Keluarga akan segera bersikap dan melindungi kita sebelum orang lain tahu dan memberi penilaian bahkan mengadili kita.

Menjadi pribadi yang berbeda cara hidupnya dengan kebanyakan orang memang berat untuk dijalani. Ada banyak tantangan dan hambatan.

Ketika Yesus berada di sebuah rumah, maka orang banyak berkumpul untuk memperhatikan-Nya. Rupa-nya Yesus mengatakan sesuatu yang tidak dapat diterima orang waktu itu. Yesus sering mengatakan hal yang kontroversial, walaupun di dalamnya mengandung kebenaran. Hal ini terjadi karena tidak semua orang menerima-Nya sebagai anak Allah.

Yesus dianggap tidak waras oleh kaum keluarga-Nya ketika mereka mendengar perkataan-Nya. Ia dipaksa keluar dari rumah itu dengan tujuan untuk membungkam Yesus.

Sangat sedih jika difitnah oleh keluarga sendiri. Mereka seharusnya yang lebih mengerti siapa Dia. Ahli Taurat yang menantikan kesalahan Yesus langsung mengecam-Nya kerasukan Beelzebul. Fitnah yang keji karena Yesus disebut kerasukan penghulu setan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku nyaman dan aman hidup dalam keluargaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here