Ketika Pungguk Merindukan Bulan

0
400 views
Ilustrasi: Ingin menggapai cita-cita setinggi mungkin.

Bacaan 1: 2Kor 4:7 – 15
Injil: Mat 20:20 – 28

PUNGGUK alias burung hantu adalah kekasih bulan di kahyangan, saat sedang pacaran Pungguk menggombali Bulan akan mengambilkan Permata yang terlihat bersinar di bumi.

Padahal, Bulan tidak memerlukan Permata itu ,sebab Permatanya adalah Pungguk. Lalu turunlah Pungguk ke bumi –tanpa sepengetahuan Bulan– untuk mengambil Permata itu, namun ternyata matanya tertipu sebab itu hanyalah cermin biasa yang memantul.

Dengan jimatnya, Pungguk tidak bisa lagi kembali ke Kahyangan menemui kekasihnya Bulan dan hanya bisa merindukannya.

Dalam bacaan hari ini, Ibu Zebedeus beserta anak-anaknya datang bersujud pada Tuhan Yesus meminta sesuatu, yaitu duduk di sebelah kanan dan kiri di Kerajaan-Nya kelak.

Tuhan Yesus adalah Raja Surgawi, jadi duduk di sebelah kanan kiri pastilah disediakan bagi Wakil Raja.

Maka Tuhan menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?”.

Tempat duduk di sebelah Raja adalah suatu kedudukan penting, orang besar, terkemuka dan terhormat layaknya seorang Patih.

Maka Tuhan Yesus memberikan syarat jika mau menjadi orang terbesar dan terkemuka, yaitu harus mau menjadi pelayan dan hamba bagi semua orang.

Sama seperti Tuhan Yesus yang datang ke dunia mengambil rupa manusia hina dan melayani semua orang hingga menjalani kisah sengsara di kayu salib.

Hal itulah yang menjadi kebanggan Rasul Paulus, saat ia dihina dan dipertanyakan kerasulannya oleh para pengajar palsu yang menghasut orang-orang di Korintus.

Rasul Paulus rela mencucurkan airmata untuk dihina, dianiaya dan menderita di penjara sama seperti Kristus saat melaksanakan tugas pewartaan.

Ia tidak mencari kehormatan, kekayaan dan pujian saat melaksanakan tugas pewartaan injil.

Cawan penderitaan Kristus akhirnya benar-benar diminum oleh St. Yakobus sebagai martir pertama dan Rasul Paulus, mereka berdua mati dipenggal karena nama Kristus.

Pesan Hari Ini:

Apakah saat berdoa saya juga sama seperti ibu Zebedeus? Meminta sesuatu yang tidak saya mengerti maknanya bahkan tidak masuk akal?

Aku tidak ingin seperti Pungguk yang akhirnya hanya bisa merindukan kekasihnya Bulan di Kahyangan yang tidak bisa lagi ia temui. Dalam mewartakan harus siap memikul salib Kristus, menjadi pelayan dan hamba yang sering dihina serta direndahkan.

Barangkali lewat Covid-19, Tuhan telah mengingatkan manusia bagaimana seharusnya hidup, yaitu hidup bersih, sering kumpul keluarga dan berdoa bersama dirumah, peduli orang lain, menjaga alam agar tidak terpolusi, hidup secukupnya (tidak boros, nge-mall) dsb

Bersatu Melawan Coronavirus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here