Komunikasi – Mengorangkan Orang Lain

0
555 views
Ilustrasi: Komunikasi. (Ist)

Minggu, 29 Mei 2022

Hari Komunikasi Sedunia

  • Kis. 7:55-60.

Mzm. 97:1.2B.6.7C.9.

Why. 22:12-14.16-17.20.

Yoh. 17:20-26

KOMUNIKASI, bukan sekedar menyampaikan pesan, namun merupakan sebuah seni yang membuat orang lain atau penerima pesan merasa dihargai, diorangkan dan dibahagiakan.

Kita diingatkan oleh Tuhan agar mampu mengembalikan makna komunikasi yang sesungguhnya.

Komunikasi bukan semata-mata masalah bicara. Lebih dari itu, komunikasi adalah saat di mana kita saling menguatkan, saling menyapa dan saling mengungkapkan kasih.

Jika kita mencintai dengan tulus, tak mungkin kita akan menyepelekan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Jika kita mengasihi dengan tulus, maka kita akan sungguh menghargai orang-orang yang mendukung kita dengan kehadiran maupun sapaan mereka.

“Pohon itu punya roh, jika kita merawat dengan baik dan sering mengajak omong, maka pohon itu akan bertumbuh dengan baik, seakan pohon itu ingin mengucapkan terima kasih pada kita,” kata seorang bapak.

“Jika kita asal-asalan merawat dan tidak menaruh kepedulian pada pohon itu, pohon akan tumbuh. Namun tidak akan membuat kita puas dengan pertumbuhannya,” katanya lagi.

“Mengapa bisa begitu,” kata anaknya sambil mendorong kursi roda bapaknya.

“Segala sesuatu yang kita berikan dengan sepenuh hati akan kembali menjadi sebuah kebahagiaan.Namun jika kita tidak dengan tulus memberikan yang kita punya, akan kembali pada kita dengan hampa,” jelas bapaknya.

“Sama seperti yang kamu lakukan setiap hari padaku, ketulusanmu dalam merawat dan menjagaku pastilah akan sungguh aku rasakan sampai dalam hatiku,” urai bapaknya.

“Aku merasakan sikap, dan rasa sayangmu yang begitu tulus,” lanjutnya.

“Tumbuhan atau hewan saja tahu berterima kasih jika mendapatkan perawatan dan perhatian apalagi saya seorang manusia,” tegas bapak itu.

“Saya boleh melayani dan merawat bapak seperti ini, sungguh saya maknai sebagai berkat bukan pertama-tama sebagai kewajiban,” jawab anaknya.

“Sapaanmu, dan caramu mendengarkan dan menanggapi ceritaku sungguh membuatku tenang, nyaman, dan merasakan bahwa engkau sangat menghargaiku,” kata bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”

Allah sungguh menginginkan semua makhluknya, terutama kita umat manusia ini, dapat saling mengasihi.

Kasih adalah wujud nyata sehatnya sebuah komunikasi.

Jika sebuah komunikasi tak sehat maka tak akan ada sikap saling mengasihi, menghormati dan saling menyapa.

Semua keutamaan ini hanya terdapat dalam diri orang-orang yang mampu berkomunikasi dengan baik.

Maka dengan mencontoh kesatuan Allah Tritunggal Mahakudus yang saling mengasihi, mari kita wujudkan sikap saling mengasihi dengan mau menyapa, mau meneguhkan dan juga saling mengingatkan.

Sikap-sikap ini menjadi tanda bahwa kita masih memiliki sikap peduli.

Orang yang tak peduli adalah orang yang tak mau menyapa, meneguhkan maupun mengingatkan.

Bagaimana dengan diriku?

Bagaimana kualitas komunikasiku dengan orang lain?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here