Lectio Divina 2.8.2024 – Nabi dan Yesus Ditolak

0
34 views
Bukankah Dia hanya anak tukang kayu?, by Vatican News

Jumat. Hinggu Biasa XVII, Hari Biasa (H)

  • Yer. 26:1-9
  • Mzm. 69:5.8-10.14
  • Mat. 13:54-58

Lectio

54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu?

Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” 58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Meditatio-Exegese

Kamu harus mati

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, 609-608 sebelum Masehi, Allah meminta Nabi Yeremia pergi ke pelataran Bait Allah, Gerbang Baru, dan berbicara kepada umat yang datang untuk menyembah-Nya. Nabi harus menyampaikan pesan Allah secara persis seperti yang didengar dari-Nya.

Dengan kata-kata yang jelas dan lugas, Allah berjanji akan meluputkan mereka dari malapetaka, jika mereka mendengarkan pesan melalui nabi-Nya. Setelah meninggalkan cara hidup penuh dosa dan berbalik kepada Allah, Ia pasti meniadakan malapetaka.

Sebaliknya, jika mereka menolak mendengarkan kata-kata nabi-Nya dan setia pada Taurat, Allah tetap akan mengirimkan malapetaka yang dirancang-Nya dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci, seperti kehancuran Silo. Kota Yerusalem akan menjadi kutuk bagi semua bangsa.

Silo, tempat Tabut Perjanjian bersemayam, dihancurkan kaum Filistin. “Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah….  Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki. Lagi pula tabut Allah dirampas.” (1Sam. 4:10-11).

Pesan nabi ditolak. Para imam dan nabi palsu berkata pada Nabi Yeremia, “Engkau harus mati. Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?” (Yer. 26:8-9).

Panggilan untuk menyampaikan pesan Allah tidak pernah mudah. Tiap pewarta tidak memiliki pilihan lain kecuali terus menyuarakan pesan Allah. Maka, mereka ditolak dan dianggap sebagai musuh yang layak, kata mereka (Yer. 26:8), “Engkau harus mati.”, Morte moriaris.

Tiap pribadi dan umat Allah Namun, di tengah banjir informasi tiap pribadi dan umat harus sangat cermat menentukan apakah suara kenabian dan pewartanya sunggu suara Allah dan utusan-Nya atau suara setan. 

Setibanya di tempat asal-Nya

Agak lama rupanya meninggalkan kampung halaman, Nazaret, dan menetap di Kapernaum (Mat. 4:13). Sekarang Ia pulang kampung. Tetapi, kepulangan-Nya ke tempat-Nya dibesarkan tidak membawa kegembiraan dan suka cita.

Segala sesuatu telah berubah di Nazaret. Mereka yang dulu bersahabat, bersikap ramah, selalu menerima-Nya, sekarang, sudah berubah.  Karena mengalami penolakan di sana, tidak ada satu pun mukjizat dapat Ia lakukan di tempat kelahiran-Nya.

Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat itu?

Membandingkan dengan Injil Lukas, rupanya Yesus diminta untuk mengajar di hari Sabat di sinagoga Nazaret. Kebiasaan ini sangat baik, karena mengundang dang menghormati orang atau anggota komunitas yang lama tidak ambil bagian dalam kegiatan bersama. Menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman.

Pada awalnya mereka menyambut Yesus dengan tangan terbuka dan hangat. Tetapi yang indah itu segera berubah menjadi penolakan, bahkan pelecehan. Mereka tahu apa yang dilakukan Yesus di Kapernaum dari kabar yang merembet melalui mulut ke mulut hingga mencapai Nazaret.

Dan saat Yesus tampil di hadapan mereka, orang-orang yang dikenal Yesus sejak kecil (Mat. 2:23), memperlihatkan kemarahan. Mereka tidak mampu melihat karya Allah yang dilakukan melalui tangan orang kecil, saat mereka meminta persetujuan, “Bukankah Ia ini anak tukang kayu?”

Pelecehan dimulai. Mereka merendahkan Yesus yang hanya anak tukang kayu. Memang, profesi itulah yang juga Ia tekuni. Di tambah lagi mereka tidak mau menerima Yesus, karena Ia berasal dari keluarga yang biasa saja, bukan keluarga dari golongan yang perlu mereka hormati. 

Mereka saling bergumam, “Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?” (Mat. 13:55-56).

Padahal, kalau mereka mau menelisik silsilah Yesus, mereka harus menaruh hormat pada-Nya (bdk. Mat. 1:1-16; Luk. 3:23-38). Orang-orang Nazaret gagal untuk percaya pada-Nya.

Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya

Yesus tahu dan sadar bahwa tidak ada nabi yang dihormati di tempat asalnya sendiri. Ia mau menekankan bahwa apabila orang tidak mau menerima dan saling mempercayai, bahkan mengimani-Nya, Ia tidak mampu melakukan apa pun juga.

Prasangka buruk menghalangi perbuatan baik, termasuk mukjizat oleh Tuhan sendiri. Maka Ia bersabda (Mat. 13:57), “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya”, Non est propheta sine honore nisi in patria et in domo sua.

Katekese

Mukjizat tak terjadi karena ketidak percayaan. Origenes dari Alexandria, 185-254:

“Sepengetahuan saya, cara kerja mukjizat seperti cara kerja alam. Pengolahan lahan melulu tidak memadai untuk menghasilkan panen berlimpah, jika, tanah, atau lebih tepat seluruh lingkungan, tidak ambil bagian untuk menghasilkannya.  

Dan seluruh lingkungan juga tidak memadai untuk menghasilkan penen berlimpah tanpa pengolahan lahan yang baik. Dia yang memenciptakan dunia tidak pernah merancang ciptaan-Nya untuk menghasilkan panenan tanpa pengolahan lahan yang bagus.

Ia melaksanakan rancangan-Nya pada awal mula penciptaan saat bersabda, “Hendaklah daratan menumbuhkan tunas; tumbuh-tumbuhan menghasilkan biji, dan pohon buah-buahan menghasilkan buah yang berbiji sesuai dengan jenisnya masing-masing di atas bumi.” (Kej. 1:11).

Demikian halnya dengan karya mukjizat. Seluruh karya yang menghasilkan penyembuhan hanya dapat dilakukan dengan mewujud nyatakan iman. Maka, iman, berapa pun kualitasnya, tidak akan menghasilkan buah penyembuhan tanpa kuasa ilahi.” (Commentary On Matthew 10.19).

Oratio-Missio

Tuhan, kasih-Mu mengalahkan tiap ketakutan dan menghancurkan kebencian dan kecurigaan. Bantulah aku agar mampu memperlakukan sesama seperti Engkau mengasihi aku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk selalu menyambut Yesus dengan sukacita?

Iesus autem dixit eis, “Non est propheta sine honore nisi in patria et in domo sua” – Matthaeum 13:57

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here