Lentera Keluarga – Monumen Diri

0
358 views

Selasa, 28 November 2017
Bacaan: Dan 2:31-45; T.Dan 3:57-61; Luk 21:5-11.

Renungan

KEAGUNGAN dan kesombongan diri manusia tidak bertahan di hari kedatangan Tuhan. Kekuasaan besar Nebukatnezar runtuh. Bait Allahpun juga akan hancur.

Salah satu kecenderungan kita adalah sukses atau lebih tepatnya membangun monumen diri untuk mendapatkan penghargaan dan supaya dikenang. Monumen diri itu dapat kita bangun dengan berbagai macam dalih: kita ingin menata pekerjaan dan pelayanan kita supaya jalan sendiri atau kita ingin meninggalkan kesan baik.

Tidak salah kita bekerja dan melayani dengan sungguh-sungguh. Namun hendaknya itu bukan bertujuan untuk penghargaan diri dan membangun monumen diri. Monumen yang harus kita bangun adalah Monumen Allah di dalam hidup kita dan hidup semua orang yang kita layani.

Dalam hidup berkeluarga, monumen diri itu dapat kita bangun dengan pengorbanan yang kita berikan kepada pasangan dan keluarga kita. Hal itu nampak ketika kita bereaksi terhadap pasangan kita “saya sdh berkorban…saya tidak dihargai”..

Marilah kita melayani karena kita harus melayani. Kita persembahkan pengorbanan kita kepada keluarga dan tanpa menghitung-hitungnya. Kita harus siap untuk dilupakan dan tidak diperhitungkan. Kita letakkan kebahagiaan kita ketika monumen Tuhan hadir di dalam diri kita dan di dalam diri setiap orang yang kita layani.

Kontemplasi

Gambarkan bagaimana kerajaan besar Babel juga akan mengalami kehancuran.

Refleksi

Bagaimana aku melaksanakan tugas pelayananku? Apakah aku membangun monumen diri atau membangun monumen Allah?

Doa 

Ya Bapa, semoga aku semakin kecil dan dilupakan dan Engkau semakin besar dan dikenang selama lamanya. Amin.

Perutusan

Aku melayani dan bekerja untuk kemuliaan Tuhan (Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here