Mahasiswa Migran Luar Jawa: Sukses Kuliah, Jadi Legioner di Malang

2
636 views
Para mahasiswa migran yang belajar di Malang aktif menjadi anggota Legio Mariae Bintang Timur Malang. (Ferby)

TUJUH mahasiswa aktifis Legio Mariae Presidium Bintang Timur pada hari Sabtu 30 Oktober 2021 lalu mengikuti upacara wisuda sarjana S-1. Digelar karena mereka dinyatakan lulus pada yudicium masing-masing jurusan beberapa waktu lalu.

Mereka berbeda program studi dan fakultas, tetapi pada satu perguruan tinggi swasta yang sama di Kota Malang.

Mereka juga berasal dari kabupaten yang berbeda, bahkan berbeda asal propinsi.

Sebagai legioner yang aktif dengan pertemuan doa rapat-rapat serta kunjungan pelayanan masih menyempatkan diri sebagai anggota Paduan Suara Legio Mariae Bintang Timur yang secara rutin mendapatkan tugas di Gereja Katedral Malang.

Beberapa yang lain bergabung pada kelompok Paduan Suara Wilayah X Paroki Katedral Malang.

Hebatnya dengan kegiatan-kegiatan itu, toh mereka dapat menyelesaikan studi pada waktu yang tepat yakni empat tahun.

Ketika ditanyakan motivasi awal mengikuti Legio Mariae, Feby STKeb dari Sumba Barat Daya, NTT, menjawab demikian:

“Motivasi saya awalnya hanya untuk mencari kesibukan saja, karena pertama kali saya mengikuti Legio Mariae itu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru.

Namun seiring berjalannya waktu, saya merasa dengan mengikuti Legio Mariae dapat lebih meneguhkan iman saya kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Bergabung dalam koor/paduan suara di dalamnya dapat mengasah kemampuan vokal saya.

Novi dari Ende, NTT, menambahi komentar.

“Selain itu, saya juga ingin membangun relasi baru bersama teman-teman legio dan menambah wawasan serta jalinan persahabatan bersama teman-teman di dalam legio yang membuat saya bahagia saat menjalani prosesnya.”

Bagaimana anda mengatur waktu antara kuliah dengan kegiatan legio serta serta latihan dan tugas koor? 

“Kebetulan perkuliahan selama ini hanya di pagi dan siang hari saja dan rapat legio dilaksanakan sore, jadi sampai saat ini belum pernah mengalami keteteran membagi waktu antara kuliah dan kegiatan legio. Serta sebisa mungkin tidak menunda mengerjakan tugas-tugas kampus agar tidak menumpuk dan menyita waktu”.

Sungguh jawaban yang cerdas sekali.

Unni Ugha yang bersuara sopran menambahi demikian.

“Malahan kalau tidak ada kegiatan kayaknya aneh, di kos tidak buat apa-apa. Paling-paling ya hanya tidur saja.”

Para mahasiswa migran yang berkuliah di Malang juga aktif dalam kegiataan koor.

Jasa Pak AY Surono

Presidium Legio Mariae Bintang Timur pada awalnya berbasis di Kapel Landungsari. Namun setelah keberadaan kapel dipermasalahkan warga sekitar, maka pindah ke rumah Bapak AY Surono di Jalan Tirto Rahayu Landungsari Malang.

Bapak AY Surono (almarhum) juga aktif merekrut anggota baru. Ia setia mendampingi presidium mahasiswa hingga akhir hayatnya awal tahun 2020.

Bahkan beliau sempat membidani kelahiran dua presidium legio maria mahasiswa yakni Legio Mariae Bintang Timur dan Legio Mariae Ratu Para Rasul.

Karena mereka juga aktif pada kelompok paduan suara, maka mereka juga sering melayani tugas koor dari gereja ke gereja yang ada di Dekenat Malang Kota atas nama Presidium.

Sisi lain yang mereka rasakan dengan aktifitas pada Legio Mariae dan paduan suara, “bisa mengenal keluarga baru di Malang, bisa ikut bertugas melayani di gereja dan di lingkungan, bisa rekreasi bersama.”

“Banyak sekali pengalaman yang indah selama di Malang bersama dengan Legio Mariae dan kelompok koor, pengalaman yang mungkin belum pernah saya dapatkan, kebersamaan yang sangat luar biasa, kekeluargaan dan benar-benar merasa bersyukur sekali.”

Para mahasiswa migran yang berasal dari luar Jawa dan tengah belajar di Malang ikut aktif dalam kegiatan umat di wilayahnya masing-masing.

Novi yang pernah belajar pada SMP Katolik Santa Ursula Ende menyambung. “Menjadi anggota legio bagi saya itu pengalaman yang cukup indah untuk saya kenang.”

Karena mereka sebentar lagi akan kembali pulang ke daerah masing-masing, sementara hati mereka masih melekat di Kota Malang. maka disampaikan kesan berikut.

“Sedihnya itu karna akan berpisah dengan teman-teman, ibu dan bapak warga lingkungan, itu rasanya belum ihklas,” kata Unni Ugha. 

Apa pun yang terjadi, mereka siap pulang kampung. Juga berusaha memberi yang terbaik dalam menjalani hidup nantinya.

Mengandalkan pengalaman selama berada di Legio Mariae Presidium Bintang Timur Landungsari, mereka berjanji akan tetap aktif di koor gereja.

Feby menutup pembicaraan dengan menyampaikan hal ini. “Aktifitas yang sudah berlalu di Malang akan menjadi cerita bagi keluarga di kampung halaman saya, dan semoga bisa membentuk Legio Mariea kaum muda di Sumba,” ungkapnya.

Dalam rangka menyongsong Yubileum 100 Tahun Legio Mariae pada 7 September 2021 mereka juga mengikuti lomba “Lomba Cover Lagu Maria” yang diselenggarakan oleh Senatus Sinar Bunda Karmel Malang.

Tautannya ada di https://www.youtube.com/watch?v=141QfZPfpeA

Meski sudah selesai kuliah dan sebentar lagi pulang ke daerahnya masing-masing, namun pengalaman ikut aktif bergiat dalam berbagai aktivitas gerejani di Malang telah membekas di hati para mahasiswa migran di Malang ini.

Foto: Feby

2 COMMENTS

  1. Sukses selalu Feby… salam dari ure? kaget juga kalau dia bisa ikut koor sekarang. Semoga bakatnya dalam bernyanyi mungkin kapan-Kapan bisa ikut audisi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here