Manusia Hanyalah Alat Bagi Tuhan

0
302 views
Berserah pada Tuhan

Bacaan 1: Kel 3:1-6. 9-12

Injil: Mat 11:25-27

Di sekitarmu tentu sangat mudah menemukan orang sombong, misal suka pamer kehebatannya. Gaya seperti ini sering membuat tidak nyaman pihak lain sehingga orang sombong sangat tidak disukai.

Biasanya angkuh karena merasa dirinya lebih baik dibanding orang lain. Ia juga sulit dinasihati sehingga kadang memberi dampak yang tidak baik baginya.

Seorang petarung hebat Mixed Martial Arts (MMA) dan disegani asal India harus tumbang akibat kesombongannya. Sebelumnya, ia memiliki rekor tak terkalahkan di empat laga berturut-turut sejak debut profesionalnya. Hal ini membuatnya besar kepala dan kerap menganggap remeh lawan.

Saat berhadapan dengan petarung beda level, ia justru mendapat kekalahan telak dalam laga Super Fight League 43. Ia tumbang hanya dalam 9 detik saja.

Allah tidak suka orang sombong.

Pewahyuan Allah justru hanya bisa dipahami dalam kerendahan hati, seperti halnya sikap anak-anak atau orang-orang sederhana.

“Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.”

Pernyataan-Nya ini menyindir orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang menganggap diri pandai Kitab Suci, sehingga menutup diri terhadap Tuhan Yesus. Sedangkan orang terpinggirkan (lemah), seperti pemungut cukai, malah mampu menerima Tuhan Yesus.

Orang-orang lemah selalu membiarkan dirinya dipakai alat oleh Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya. Orang kecil selalu merasa miskin di hadapan-Nya, hanya bisa rendah hati dan tergantung total pada orang besar, yaitu Tuhan.

Demikian juga Musa saat menerima pengutusan-Nya. Ia merasa kecil dan tak mampu melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya.

“Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”

Namun disinilah kita melihat Tuhan menyatakan (mewahyukan) Diri-Nya pada Musa:

  • Tuhan berkenan dikenali. Dia-lah yang menyatakan janji-Nya pada Abraham
  • Dia adalah kudus dan “mau mengerti” kesulitan manusia

“…Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.”

Pesan hari ini

Kita dipanggil untuk memiliki kerendahan hati, sederhana, mau mendengarkan-Nya tanpa harus berkeras mengandalkan kekuatan sendiri.

Dipanggil untuk bersyukur bahwa manusia hanyalah sekedar alat di tangan Tuhan.

“Hidup ini kadang terbalik, yang luar biasa berlagak biasa saja dan yang biasa malah berlagak luar biasa.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here