Romo Weitjens SJ dan Bruder Sutter SJ

0
72 views
Almarhum Romo Jan Weitjen SJ. (Dok Sesawi.Net)

Puncta 03 Mei 2024
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul
Yohanes 14: 6-14

KETIKA saya masih di Seminari Mertoyudan, ada dua pribadi yang menarik buat saya. Yang pertama, Romo Yan Weitjens SJ. Walau beliau tidak mengajar di Seminari Mertoyudan, tetapi beliau sering datang berkunjung sambil mengoreksi kertas ujian para frater. Beliau adalah dosen Sejarah Gereja di Kentungan.

Kalau ketemu dengan para seminaris, beliau akan bertanya namanya siapa, asalnya dari mana. Romo Weitjens lalu mengeluarkan notes kecil berisi catatan tentang keluarga, pekerjaan, nama orangtua, dan saudara-saudaranya. Beliau sangat hapal dengan banyak orang yang dijumpainya.

Beliau sering juga mengunjungi pasien-pasien di Rumah Sakit Panti Rapih dan Bethesda di Yogyakarta. Setiap kali bertemu selalu dicatat dan dihapalkan segala seluk-beluk pribadi yang dijumpainya.

Dengan sepeda “onthel”, beliau berkunjung ke rumah pasien yang sudah sembuh, bahkan sampai ke Sedayu, Klepu, dan sekitarnya.

Kedua adalah Bruder Sutter SJ. Beliau bertugas sebagai pembantu ekonom di Seminari Mertoyudan. Bruder bukan pamong medan yang setiap hari bertemu para seminaris. Tetapi Bruder Sutter sangat hapal para seminaris hanya dengan melihat foto hitam putih ukuran 3×4 yang dipajang.

Ketika kita masuk ke kamarnya untuk beli perangko atau minta uang saku, Bruder Sutter tahu siapa namanya, nomor buku induknya, tahu berapa saldo uangnya.

Tanpa banyak kata, beliau mengenal pribadi para seminaris satu per satu; dari Medan Pratama (MP) atau kelas O sampai Medan Utama (MU) atau kelas 3.

Mengenal Kristus secara mendalam juga membuat kita tahu siapa Diri-Nya, siapa Bapa-Nya, apa karya-karya-Nya dan tentu saja segala seluk beluk tentang-Nya.

Maka Yesus berkata kepada kepada Tomas dan teman-temannya, “Sekiranya kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal Bapa-Ku.”

Tetapi Filipus berkata, “Tuhan tunjukkanlah Bapa kepada kami dan itu sudah cukup bagi kami.”

Yesus justru balik bertanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama dengan kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barang siapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”

Apakah kita sungguh-sungguh sudah mengenal Kristus? Ataukah kita hanya menghapal apa yang diajarkan atau ditanamkan oleh guru agama atau katekis saja?

Semoga dengan mengenal-Nya, kita juga akan senang melakukan perintah-perintah-Nya. Dengan mengenal-Nya, kita juga semakin percaya kepada-Nya.

Kalimantan akan punya Ibukota Negara,
Kalau lebaran orang tetap pulang ke Jawa.
Semakin kenal Tuhan, makin mencinta-Nya,
Makin cinta Tuhan, makin cinta pada sesama.

Cawas, makin mengenal Dia
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here