Mempersembahkan Hidup kepada Tuhan

0
230 views
Kelompok pembawa persembahan dalam misa tahbisan episkopal Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Semarang. (Matius Bramantyo/Dokpen KWI)

DALAM buku doa misa hari Minggu terselip beberapa lembar uang kertas. Ayah sengaja meletakkan uang itu di sana, setelah menerima gaji di awal bulan.

Seluruh gajinya dibagi-bagi sesuai dengan pos kebutuhan. Sebagian untuk kebutuhan hidup keluarga (biaya sekolah, pakaian, dan lain-lain). Sebagian dialokasikan untuk persembahan kepada Tuhan.

Bukan sisa yang dipersembahkan, melainkan yang secara sengaja disediakan. Itu tanda syukur.

Hal itu mengingatkan aku kepada janda miskin dalam Injil hari ini (Markus 12:38-44). Kisah itu menggambarkan dua sikap dalam memberikan persembahan kepada Tuhan.

Ada orang yang mempersembahkan sisa-sisa atau kelebihan miliknya untuk persembahan kepada Tuhan. Sedang sebagian yang lain mempersembahkan yang dimilikinya.

Salah satunya, janda miskin itu. Dia mempersembahkan seluruh miliknya. Dari sisi ekonomi keluarga, langkahnya tentu tidak tepat. Dia mengabaikan kebutuhannya sendiri.

Namun, Tuhan Yesus memujinya, karena dia mempersembahkan seluruh nafkahnya (Markus 12: 44). Bukankah orang mesti memberikan yang menjadi hak Tuhan (Markus 12: 17)?

Yang dipersembahkan orang-orang kaya itu secara nominal jauh lebih besar daripada yang janda miskin itu berikan.

Namun, secara rohani persembahan mereka itu bernilai jauh lebih kecil.

Injil hari ini menyampaikan pelajaran penting.

Pertama, tentang sikap dalam memberi persembahan: apakah orang menyisihkan atau menyisakan untuk Tuhan?

Kedua, apakah persembahan itu disertai dengan iman kepada Tuhan yang selalu memelihara hidupnya?

Ketiga, apakah persembahan menjadi tanda syukur kepada Tuhan?

Ada orang yang bisa menghabiskan jutaan rupiah untuk belanja barang yang tidak sungguh penting. Namun, ketika memberi persembahan kepada Tuhan, tangannya seperti berat terulur.

Persembahan kepada Tuhan bukan hanya uang. Yang jauh lebih penting ialah mempersembahkan hidup ini.

Apakah aku dengan penuh syukur mempersembahkan seluruh hidupku kepada Tuhan?

Ataukah aku memberikan sisa-sisa hidupku saja?

Sabtu, 10 Juni, 2023
Alherwanta O.Carm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here