Menjadi Suster Biarawati OSF Semarang: Suster Pertama dari Papua di Hari Besar Bernama Kleding (3)

0
3,227 views
Empat Novis OSF baru menerima busana dan nama biara dalam seremoni kleding di Novisiat OSF di Banyumanik, Semarang, 20 Juli 2019. Tiga novis dari wilayah Keuskupan Padang dan satu lainnya perempuan asli asal Timika,Papua. (Dok. Kongregasi OSF)

SUASANA Novisiat Kongregasi Suster OSF di Banyumanik, Semarang Selatan, yang biasanya sunyi dan sepi, di pagi itu sudah mulai diramaikan dengan alunan lagu Datanglah Pengantin Kristus.

Alunan lagu dan dendang musik pengiring itu menjadi pertanda sebuah acara yang sakral dan suci tengah berlangsung di tempat itu.

Pada tanggal 22 Juli  2019 lalu, seluruh suster anggota Kongregasi OSF bersukacita, karena merayakan pesta nama Pendiri Kongregasi: Ibu Magdalena Daemen.

Sukacita pada hari itu semakin lengkap dengan kehadiran empat orang saudari Postulan yang secara resmi memasuki masa Novisiatnya.

Acara ituditandai dengan penerimaan Busana Biara dan Nama Biara yang biasa kami kenal dengan sebutan kleding. Istilah dalam bahasa Belanda ini artinya mengenakan busana baru yakni habit alias Busana Biara.

Tetamu bersukacita

Pada pukul 09:30 WIB, semua tamu undangan mulai berdatangan. Gelak tawa penuh persaudaraan bersama para suster mulai meramaikan setiap sudut Novisiat OSF pagi itu.

Bangku-bangku yang disediakan di kapel dan sekitarnya mulai terisi penuh oleh para suster dari berbagai komunitas, para tamu undangan, orangtua dan sanak saudara para suster. Di sekitar altar dan di depan kapel dihiasi dengan tanaman mawar hidup yang menambah keceriaan pada hari itu.

Lagu Datanglah Pengantin Kristus yang dinyanyikan dengan lembut oleh para suster dari Komunitas OSF di Solo, Yogya, dan Boro mengawali Perayaan Ekaristi pada pagi itu.

Empat novis baru

Empat orang saudari yang berbahagia itu ialah:

  • Sdri. Fransiska Nia Adelina Purba.
  • Sdri. Elia Henny Devy Simbolon.
  • Sdri. Tiurmaida Hutajulu –ketiganya berasal dari Keuskupan Padang.
  • Sdri. Gratchia Alfrida Dogomo dari Keuskupan Timika. Ia menjadi puteri daerah asli Papua pertama yang akhirnya masuk dalam Kongregasi Suster St. Fransiskus dari Tobat dan Cintakasih Kristiani atau Kongregasi OSF-Semarang.

Baru empat orang

Perayan Ekaristi dipimpin oleh Romo Florentinus Hartosubono Pr, Pastor Kepala Paroki St. Maria Fatima Banyumanik.

Dalam homilinya, ia mengungkapkan sebagai berikut:

“Kita harus senantiasa bersyukur, karena di antara delapan miliar orang di dunia, hari ini Tuhan hanya memilih empat orang ini. Kita adalah rasul yang di pilih oleh Tuhan,” ungkapnya di awal homilinya.

Misa penerimaan kleding dan nama biara untuk empat orang Novis OSF baru di Novisiat OSF Banyumanik, Semarang.

Ia pun memberi kesempatan bagi para Postulan yang hari itu akan menerima Busana Biara untuk mensyeringkan pengalaman mereka selama Triduum yang sebelumnya dia dampingi.

Dua orang saudari mensyeringkan apa yang mereka dapat selama menjalani Triduum.

Seorang saudari mensyeringkan bahwa di dalam kontemplasinya, ia menemukan bahwa selama ini ia bisa menjadi kuat dan bertahan, karena Tuhan yang memegang dan mendampinginya.

Dan seorang saudari yang lain mengatakan dalam kontemplasinya ia sangat bersyukur karena merasa seperti para Rasul yang dipilih oleh Tuhan.

Ia mengungkapkan demikian.

“Di antara banyak teman yang ingin menjadi suster hanya saya yang terus sampai sekarang, saya benar-benar merasa di pilih sendiri oleh Tuhan,” ungkapnya.

Dalam homilinya yang terakhir, Romo menegaskan bahwa cinta manusia bisa menipu. Tetapi cinta Tuhan nggak kayak gitu.  

Banyak orang yang dipanggil, tetapi sedikit yang serius,” papar Romo Harto Subono Pr.

Hadiah indah berupa noken Papua dari ibunda suster Novis OSF asal Timika, Papua.

Puteri Papua pertama

Mama Theresia dari Tanah Papua, Sang Ibunda Sdri. Gratchia maju mewakili  segenap orangtua empat orang Suster Novis baru.

Ia mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Sr. M. Rosali OSF selaku Provinsial Kongregasi OSF Provinsi Indonesia; juga kepada segenap suster dan para tetamu atas undangan boleh menyaksikan prosesi dan seremoni kleding.

Kepada para suster dan kepada segenap tamu undangan yang telah memberi dukungan kepada anak-anak mereka dan sebagai tanda terimakasihnya, Mama Theresia dan keluarga lalu menghadiahi noken angrek Papua yakni tas tradisional dari Papua yang bisa dikalungkan di kepala.

Hadiah itu antara lain disematkan di kepada Sr. M. Rosali OSF dan Sr. M. Vincentine OSF.

Empat Novis OSF baru bersama Provinsial Kongregasi Suster OSF Semarang dan Suster Magistra Novis. (Dok Kongregasi OSF)

Menjadi novis

Provinsial Kongregasi Suster OSF Semarang, Sr. M. Rosali OSF menyampaikan ucapan selamat dan pesan kepada para suster yang akan memulai masa novisiatnya.

Ia berpesan bahwa sebagai seorang suster harusnya selalu ingat bahwa baju baru yang diterima hari ini harus selalu “baru”, walaupun nanti memakai baju yang juga sudah tidak baru lagi (lungsuran).

Untuk memaknai nama baru yang sebentar lagi akan diterima, maka ia berpesan untuk selalu mengingat bahwa setiap mendengar nama mereka dipanggil.

Itu berarti Tuhan sendiri yang sedang memanggil mereka melalui saudari-saudari di sekitar. Mereka tidak boleh tuli untuk mendengar panggilan Tuhan, Sang Gembala.

Tuhan telah menyelenggarakan. Ia telah memberi empat orang saudari yang akan memulai Masa Novisiatnya. Mereka adalah:

  1. Sr. M. Fransesca yang sebelumnya bernama Fransiska.
  2. Sr. M. Yosefa dulunya bernama Elia.
  3. Sr. M. Yohanesia yang punya nama sedari lahir sebagai Tiurmaida.
  4. Sr. M. Gratchiela yang mendapat nama asli Gratchia.

Ke-4 perempuan muda ini telah siap untuk menjadi “bunga-bunga kecil” di taman Ibu Magdalena Daemen dan St. Fransiskus Assisi.

Deus Providebit — Tuhanlah yang akhirnya menyelenggarakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here