Menjadi Suster Biarawati OSF Semarang: Kata-kata Bertuah dari Bapak (2)

0
2,382 views
Ilustrasi: Para suster OSF generasi yunior dan medior berfoto di depan pintu gerbang Biara OSF Gedangan, Semarang. (Mathias Hariyadi)

KETERTARIKAN saya menjadi suster itu terbit dan kemudian hidup dalam diri saya sejak SD.

Itu diawali dengan seringnya saya bisa melihat rombongan para Suster Biarawati ADM (Amal Kasih Darah Mulia) saat mereka pergi ke gereja dan kemudian pulang kembali ke biara.

Berbusana putih dengan salib tergantung serta balutan sleyer panjang yang menghiasi kepala para Suster ADM — pemandangan “indah” itu semakin menambah penampilan mereka yang bagi saya di usia kanak-kanak menjadi sangat menarik.

Dan itu semakin mengesankan di hati, karena mereka itu selalu tampil diri disertai dengan sikap ramah dan selalu murah senyum. 

Bukan secara kebetulan, rumahku pun juga berlokasi berdekatan dengan Biara ADM. Karena itu, setiap hari Minggu, saya selalu berkesempatan bisa melihat para Suster ADM itu secara bergantian selalu berjalan lewat depan rumah untuk mengajar Temu Minggu.

Kegiatan itu sekarang ini lebih dikenal dengan Sekolah Minggu PIA dan masih tetap berlangsung di salah satu SD.

Hal inilah yang membuat saya sering bisa melihat kegiatan para suster mengajar, khususnya para suster ADM.

Pemudi berseragam

Dengan seringnya melihat para suster yang “berseragam”, ketertarikanku semakin berkobar untuk sekali waktu bisa menjadi seperti mereka.

Selain penampilan, sikap hidup mereka tenang karena banyak berdoa. Sikap hidup mereka inilah yang memperkuat niatku untuk mau bergabung bersama mereka.

Karena niat ingin menjadi suster, maka saya suka mengikuti kegiatan-kegiatan rohani. Di antaranya adalah kegiatan-kegiatan ini:

  • SEKAR (Serikat Kerasulan Anak Remaja).
  • SEKAMI (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner).
  • Persekutuan Doa dan Legio Mariae.

Saya merasa senang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, karena banyak mendapat teman. Di situ ada sukacita dan ketenangan.

Penulis tengah mengikuti program literasi media bersama Words2Share.org di STPKat Kompleks Susteran OSF Gedangan, Semarang, 27-28 Juli 2019. (Sr. Veronique OSF)

Kata-kata bertuah

Secara manusiawi terkadang muncul rasa malas dan bosan dengan kegiatan-kegiatan rohani tersebut, karena acaranya kadang berjalan monoton, namun orangtua selalu mendorong dan mendukung untuk setia dengan kegiatan tersebut.

Terlebih bapak selalu menekankan dengan kata-kata penguat yang kurang lebih berbunyi “bahwa jika telah bergabung dengan suatu kegiatan, maka tetaplah setia untuk menjalaninya.”

Hal inilah yang selalu menguatkan dan mendorong saya untuk tetap setia.

Berbekal niat dan tekad, aku pun tetap setia mengikuti kegiatan rohani dan melanjutkan pendidikan hingga SMUK (waktu itu lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Umum Katolik) yang dikelolah oleh para Frater BHK (Bunda Hati Kudus).

Niatku adalah, setelah tamat dari SMUK, maka saya masuk suster. Yang ada dalam benakku saat itu adalah ingin menjadi Suster ADM karena yang saya tahu hanyalah Konggergasi ADM.

Kenal tak sengaja

Dalam perjalanan waktu, niat masuk suster juga didengar oleh bapak. Sehingga ia pun mendukung sambil memberi masukan agar saya masuk ke Konggregasi OSF yang saat itu baru saja membuka karya baru dan komunitas baru di Tambolaka.

Lagi pula, kata bapak, di Kongregasi ADM sudah banyak orang Sumba aseli.

Bapak sempat mengenal para Suster OSF, karena waktu itu bapak tengah bekerja di Bagian Pertukangan Keuskupan Weetebula yang menangani renovasi rumah biara pertama OSF. Dari situ bapak mengenal ada biara para suster yang baru.

Berawal dari pengenalan dengan Suster OSF itu, maka bapak kemudian menganjurkan agar saya masuk ke biara OSF.

Saya sangat bahagia karena mendapat dukungan dan izin orangtua dan sanak saudara untuk menjadi suster.

Setelah tamat SMUK dan diantar oleh kedua orangtua, maka  saya pun masuk Biara OSF di Tambolaka di Sumba.

Di sana, saya bertemu Sr. Theresita OSF, pemimpin komunitas dan biara OSF di Tambolaka. 

Waktu pun lewat dengan cepat dan sempurna.

Saya sangat bersyukur, karena hingga saat ini, saya masih setia untuk melayani Tuhan dan Gereja melalui Konggergasi OSF.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here