Menyangkal Diri, Memanggul Salib dan Mengikuti Dia

0
453 views
Ilustrasi - Harta kekayaan berupa uang berlimpah. (Catholic.com)

Kamis, 23-02-2023

  • Ul. 30:15-20.
  • Mzm. 1:1-2,3,4,6.
  • Luk. 9:22-25.

BANYAK orang sibuk mengejar, harta kekayaan, jabatan, dan popularitas yang dianggap sebagai tujuan kehidupan di dunia ini.

Bahkan tidak sedikit yang berpikiran bahwa harta itu dapat menjamin nyawanya.

Namun justru dalam banyak segi kita diingatkan bahwa banyak orang yang terobsesi dengan harta kekayaan, jabatan, dan popularitas malahan kehilangan nyawa.

Seringkali kita mengurbankan kesehatan demi uang dan menghabiskan uang demi kesehatan kita.

Kita menganggap dengan memenuhi segala keinginan daging akan membuat hidup kita menjadi sukacita.

Namun realitasnya berbicara sebaliknya.

Kita yang terobsesi mengejar keinginan daging justru terjebak ke dalam berbagai penderitaan dan kesulitan.

Bahkan tragisnya adalah banyak di antara kita yang mati sebelum waktunya karena bertindak dengan gegabah dan aji mumpung.

“Tahun 1995, bisnis yang saya jalani berkembang pesat,” kata seorang bapak.

“Semua jenis mobil bisa saya beli, bahkan saya bisa mempunyai beberapa rumah, tanah, dan aset berharga lainnya,” lanjutnya.

“Unit usaha yang saya rintis bertumbuh dengan pesat,” katanya.

“Semua itu membuatku lupa diri, dan tanpa saya sadari saya telah menjadi orang yang sombong,” ujarnya

“Tatkala salah satu karwayan, membeli sebuah mobil merek tertentu yang butut, saya dengan pongah mengatakan, ‘Aku ngerasa jijik, jika melihat dan menaiki mobil jenis ini’ katanya waktu itu.

“Kehidupan yang diwarnai dengan kemewahan, kekayaan, dan kelebihan fasilitas lain, membuatku lalai bahwa segalanya ini adalah anugerah Tuhan,” sambungnya.

“Hingga suatu hari saya tekrena penyakit stroke ini,” imbuhnya.

“Seakan semua usaha dan perjuanganku selama ini sia-sia,” tegasnya.

“Semuanya berbalik seratus delapan puluh derajat jika dibanding masa jaya dulu,” paparnya.

“Namun sekarang saya lebih tenang, meski tidak punya banyak harta lagi,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Yesus mengajak kita untuk tidak terlena dan terjerembap dalam kesenangan duniawi semata.

Tuhan mengajak dan memanggil kita untuk bersekutu dengan-Nya; untuk hidup dalam kasih Allah yang menjanjikan kita kebahagiaan dan sukacita sejati.

Jalan yang Ia tunjukkan ialah jalan salib dan penyangkalan diri.

Tidak hanya sekali, tetapi dari waktu ke waktu di sepanjang lorong kehidupan kita.

Bagaimana dengan diriku? Mampu dan maukah aku untuk memanggul salib dan menyangkal diri?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here