Menyangkal Diri

0
287 views
Menyangkal diri, menapaki langkah-Nya angkat, pikul salibmu dan ikutilah Aku, by Vatican News

Puncta 03.09.23
Minggu Biasa XXII
Matius 16: 21-27

KUMBAKARNA berada dalam posisi yang tidak mudah. Di satu pihak ia tidak setuju dengan tindakan Rahwana. Di lain pihak, Rahwana adalah kakaknya sendiri yang harus dihormati.

Hatinya gundah antara memprotes kelakuan Rahwana yang menculik Sinta atau membiarkan saja demi menjaga hubungan baik dengan kakaknya.

Awalnya dia memilih mundur, tidak ikut “cawe-cawe” urusan Rahwana. Ia bertapa tidur untuk diam tak mau membela siapa-siapa.

Tetapi ketika diberitahu anak-anaknya mati dalam peperangan. Kumbakarna memilih berperang bukan untuk membela Rahwana tetapi membela Alengka, tanah tumpah darahnya.

Kadang kita dihadapkan pada suatu dilema; membela kebenaran atau menjaga hubungan baik dengan saudara atau orang-orang dekat.

Yesus dan Yeremia adalah contoh pribadi yang teguh membela kebenaran.

Yesus tetap menyatakan bahwa Ia harus menderita karena para tua-tua, ahli Kitab dan kaum Farisi. Dia tidak menyembunyikan kepada para murid-Nya bahwa Ia harus menderita dan mati di salib.

Bagi para murid ini suatu shock goncangan iman. Hal ini tercermin dari sikap Petrus yang menolak hal itu terjadi.

Begitu pula yang dialami Yeremia. Ia diutus Tuhan menyatakan kebenaran sabda Allah. Namun ia ditolak, dicemooh, dicela, menjadi bahan tertawaan orang sepanjang hari.

Namun Yeremia tak bisa mengelak. “Aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup,” katanya.

Oleh karena itu Santo Paulus menasehatkan kepada kita, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Lalu Yesus menegaskan bagi para murid-Nya hal penting jadi pengikut-Nya. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Menjadi pengikut Kristus harus berani menyangkal diri demi kebenaran, bukan mencari aman dan nyaman untuk diri sendiri.

“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Maunya membeli mobil mewah Ferrari,
Ternyata dompetnya tidak berisi sama sekali.
Barang siapa berani menyangkal diri,
Ia akan memperoleh hidup yang sejati.

Cawas, menyangkal diri…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here