“Oesapa”, Pohon Lontar di Balik Lagu Doa “Panyuwunan”

0
1,816 views
Romo Dr. I. Kuntara Wiryamartana SJ ahli sastra Jawa klasik by Albert Hartana SJ

OESAPA adalah satu kelurahan di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Pantai Oesapa ini terletak di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Panoramanya memang sangat eksotis.

Letaknya sekitar 10 kilometer dari Pusat Kota Kupang.

Keindahan Pantai Oesapa menjadi daya tarik sendiri. Terutama dengan latar belakang ribuan pohon lontar yang berdiri kokoh di sepanjang pantai.

Almarhum Romo Dr. I. Kuntara Wiryamartana SJ, di bulan Januari 1974 silam, menulis sebuah syair geguritan untuk menggambarkan pantai dengan pepohonan lontar.

Sebuah kekaguman seorang pembaca setia serat Jawa kuna yang naskahnya banyak ditulis di atas paparan daun lontar. Juga menemukan bahan baku sebagai tempat penyimpanan ilmu pengetahuan.

Pohon-pohon lontar itu menjulang tinggi di sekelilingnya.

Kemudian, sebuah geguritan bahasa Jawa dibuatnya dengan judul Oesapa.

Geguritan berbahasa Jawa itu dikumpulkan dalam sebuah buku oleh Dr. Gregorius Budi Subanar SJ berjudul Sraddha – Jalan Mulia- Dunia Sunyi Jawa Kuna.

Giwang Topo dan anak perempuannya, Denting Sanitya Merdu, dalam kerja seni bertajuk Sradhha – Jalan Mulia Art Project memilih geguritan berjudul Oesapa dan digubah menjadi sebuah lagu yang indah.

Mari kita simak geguritan ini sembari membayangkan keindahan pantai, percakapan orang-orang di sekelilingnya, sambil menikmati jagung bakar.

Pohon lontar yang menghasilkan buah siwalan (Indonesia.go.id)

OESAPA

Kupang-Soé: ngentèni pinggir kali-

Gumuk karang tunggu watu-watu

Nyenggut rerungkudan

Diengon wit-wit tal

Aring ngisor besak
-ing tanah cengkar-

Ngenam lontar

Diwangun jun
-wadhah banyu-

Dienggo payung
-tolak udan-

Godhong-godhong iki biyèn ginawé lempir

Ginarit kakawin adi

Jamaning Kanwa, Panuluh, Sedhah, Prapanca

+Nini, ngendi nggonmu amèk banyu

Tlatah garing

Apa ana sumber bening?

-Kakang, aku mlaku tanpa sayah

Luru belik tandhon udan

Njagani tamu kasatan

Mampira sedhéla

Daksuguh crita warisan kuna

Ngéyup omah bebak

Payon blarak

Icip-icip jagung bakar, necep arak

+nini, aja dadi ati

Aku ngenteni angoking kali

Sedhéla engkas mangkat tumuli.

Soe-Timor, Januari 1974

Dan inilah partitur lagu Panyuwunan yang diolah berdasarkan naskah teks hasil karya almarhum Romo I. Kuntara Wiryamartana SJ.

Lagu bernuansa doa bertitel “Panyuwunan” – A.
Lagu bernuansa doa bertitel “Panyuwunan” – B

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here