Pelayanan Rohani kepada Umat di Masa Pandemi Covid-19 (2)

0
362 views
Ilustrasi: Misa online pembukaan Seminari Menengah Keuskupan Banjarmasin. (Laurentius Tanuwijaya)

SEBAGIAN besar umat memang sudah mengenal dan akrab dengan YouTube atau Zoom atau media komunikasi internet lainnya. Tetapi mesti diakui masih banyak pula yang terbata-bata, bila harus mengoperasionalkan aplikasi Zoom atau streaming dengan YouTube. Umat di daerah yang susah sinyal tentu kesulitan untuk mengikuti misa streaming atau acara live streaming lainnya.

Menggunakan Whatsapp

Whatsapp merupakan aplikasi untuk komunikasi yang menggunakan internet. Semua smartphone dapat memfasilitasi aplikasi ini. Sebagian besar umat dari kalangan apapun telah terbiasa dengannya. Banyak umat memanfaatkannya sebagai aplikasi untuk membuat grup entah itu berdasarkan teritori atau pun minat.

Saya memiliki pengalaman positif dalam menggunakan Whatsapp.

Selama ini saya memang menggunakan WA untuk terlibat dalam beberapa grup Prodiakon dan berkomunikasi dengan umat. Tetapi semenjak Covid-19 ini datang, dan banyak webinar berlangsung, terbersit dalam pikiran saya bagaimana dengan mereka yang kesulitan bergabung dengan webinar entah dikarenakan ketidaksesuaian jadwal maupun karena keterbatasan waktu.

Maka belajar dari beragam grup Wa yang pernah saya ketahui misalnya kelompok WA Baca Kitab Suci, atau rosario berantai dsb, saya mencoba bersama dengan rekan menawari rekoleksi dan pelatihan pastoral dengan menggunakan fasilitas aplikasi WA.

Grup pendalaman spiritualitas

Grup pertama yang waktu itu kami bentuk ialah Grup Pondok Hati Kudus. Grup PHK dibentuk hanya untuk mereka yang selama ini menjadi pelayan komunitas awam Dehonian dengan tujuan untuk menyambut perayaan Hati Kudus Yesus.

Ada 53 orang yang menanggapi undangan bergabung. Memang menjadi anggota grup ini merupakan tawaran bukan paksaan. Lagi pula mereka hanya menjadi anggota grup cuma sebentar saja yaitu selama 18 hari.

Sepekan sebelum program pendalaman dibuat, peserta diperkenalkan tujuan dari grup WA PHK. Mereka diberi tahu ada beberapa hal yang mesti dijunjung, ketika bergabung dengan grup. Lalu mereka diperkenankan berinteraksi satu sama lain selama beberapa hari.

Baru setelah semua mengerti aturan, tujuan dan anggota yang lain, mereka diberi kebebasan untuk memutuskan apakah terus bergabung atau tidak. Pada hari pertama pembinaan semua aturan mesti sudah dijalankan dan grup kemudian dapat berfungsi dengan baik.

Para peserta awalnya agak kebingungan karena terkadang ada yang spontan mem-forward berita atau foto tertentu ke dalam grup, padahal dalam aturan tidak diperkenankan. Setelah dua hari berjalan, mereka mengerti dan akhirnya proses dapat berjalan dengan baik dan peserta dapat memetik gunanya. Setiap dua hari sekali mereka mendapat teks renungan singkat, lalu ada rekaman audio 7 menit yang membimbing mereka meditasi.

Hari tertentu mereka dibagi teman sharing untuk mengisahkan pengalaman tentu melalui telpon. Dua hari sekali mereka membagikan buah pengolahan.

Pada hari ke-10 mereka diminta untuk membentuk grup serupa dengan tujuan untuk memfasilitasi orang-orang yang hendak merayakan pesta Hati Kudus yesus.

Pada hari ke-18, grup dibuka untuk berbagi pengalaman selama 18 hari tersebut dapat dalam rupa rekaman video, audio atau tulisan.

Pada hari ke-20 grup dibubarkan.

Grup latihan membuat doa 

Grup lain yang pernah saya bentuk ialah grup latihan membuat dan memimpin doa. Grup WA ini ditujukan untuk latihan membuat doa.

Ada 24 peserta dari beragam keuskupan. Prosesnya mirip tetapi dinamika grupnya berbeda karena banyak berbagi hasil-hasil doa yang peserta buat.

Waktu yang digunakan untuk grup ini hanya 10 hari saja. Setelah tujuan grup tercapai maka grup dibubarkan.

Alternatif baru

Menurut saya, menggunakan media WA jelas lebih fleksibel. Selain itu peserta dapat menyesuaikan diri dengan kesibukannya dalam menjalankan tugas atau proses pendalaman.

Hal yang dibutuhkan dari peserta adalah totalitas dan kesungguhan untuk berkembang sehingga mereka akhirnya dapat memetik manfaatnya.

Apa yang saya bagikan di atas pertama-tama untuk membagikan inspirasi. Rupanya grup WA dapat digunakan secara maksimal untuk menjadi instrumen pelayanan rohani umat.

Tentu saya sadar ini bukan sesuatu yang baru namun cukup bermanfaat bagi kita untuk membekali umat dengan siraman rohani atau keterampilan tertentu. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here