Pelita Hati: 03.10.2018 – Tak Membagi Hati

0
1,099 views

Bacaan Lukas 9:57-62

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

SAHABAT pelita hati,

“Tak membagi hati”, itulah pesan pokok pelita sabda hari ini. Lebih jelasnya, jika kita sungguh ingin menjadi pengikut Yesus kita tak boleh membagi hati. Seutuhnya kita mempersembahkannya kepada Tuhan. Itulah totalitas murid-murid Yesus. Namun apakah kita tidak boleh memperhatikan keluarga sama sekali? Tak boleh memikirkan pekerjaan? Tak boleh melakukan kesibukan? Tentu saja tidak.

Sahabat terkasih,

Tuhan memang sering menggunakan kata-kata yang tajam dan lugas. Tentu saja kita harus mengerti makna terdalam di balik kata-kata Yesus.

  1. Anak Manusia tak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala. Maka mengikuti Yesus harus siap mengabaikan soal kemapanan dan keuntungan diri. Jangan menempatkan keuntungan materi sebagai tujuan jika kita berkiprah dalam pelayanan Tuhan.
  2. Tuhan tak mengijinkan orang berpamitan kepada keluarga. Artinya kesediaan untuk mengikut Yesus tak boleh ditunda. Seperti Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus (murid-murid pertama) yang dipanggil Yesus segera mengikuti-Nya tanpa menunda-nunda.
  3. Pengikut Yesus tak boleh menoleh ke belakang. Arah dan pandangan kita harus ke depan, kepada Tuhan.

Sahabat terkasih,

Apakah kita telah sepenuh hati mendarmabaktikan hidup kita kepada Tuhan? Atau kita masih senang berhitung dengan kepentingan pribadi?  Semoga kita mampu memperlihatkan komitmen dan totalitas sebagai murid-murid Yesus di zaman ini. Tak membagi hati.

Lika liku laki laki,
keinginannya tak pernah berhenti.
Satu hal yang Tuhan kehendaki,
kita setia hingga di akhir nanti.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here