Perkawinan dan Imamat

0
285 views
Perkawinan sejati

Puncta 19.08.23
Jum’at Biasa XIX
Matius 19: 3-12

BELUM lama kita memperingati orang kudus dari Camp Konsentrasi Auschwitz yakni Pastor Maximilianus Maria Kolbe.

Ia digelari kudus bukan hanya karena menggantikan seorang tahanan yang dihukum mati, tetapi juga karena memperjuangkan keutuhan keluarga kristiani.

Adalah Franciszek Gajowniczek, salah satu tahanan Nazi. Ia berkeluh kesah pada Pastor Kolbe tentang keluarga dan anaknya yang masih kecil.

Ia berharap bisa berkumpul kembali dengan keluarga yang dicintainya. Pastor Kolbe tergerak oleh rasa belaskasihan. Ia bersedia menggantikan posisi Franciszek menjalani hukuman mati.

Sepuluh orang napi dimasukkan ke tahanan oleh tentara Gestapo tanpa diberi makan.

Setelah tiga pekan 7 orang mati karena kelaparan dan dehidrasi. Hanya tiga orang masih bertahan termasuk Pastor Kolbe.

Akhirnya Kolbe dan temannya dibunuh dengan suntikan asam karbolik.

Pada 14 Agustus 1941, Pastor Kolbe meninggal. Ia dinyatakan sebagai martir kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada 10 Oktober 1982 dan dihadiri oleh Franciszek Gajowniczek dan keluarga besarnya yang masih tetap utuh dan setia.

Ada dua sakramen yang dijunjung tinggi dan diperjuangkan di sini yakni imamat dan perkawinan. Gereja Katolik terus menerus memperjuangkan bahwa perkawinan adalah sekali untuk seumur hidup, dan tak terceraikan.

Pastor Kolbe berjuang agar Franciszek Gajowniczek berkumpul kembali menjadi keluarga yang utuh, rukun dan hidup bahagia.

Yesus berkata, “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Di lain pihak, Pastor Kolbe juga berjuang sebagai seorang imam yang setia sampai akhir hayat. Tidak semua orang bisa memahami cara hidup pastor Katolik yang tidak menikah. Ia hidup selibat demi Kerajaan Allah. Kolbe menjadi imam sampai mati.

Sebagaimana yang dikatakan Yesus, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang membuat dirinya demikian (tidak kawin) karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga.”

Betapa luhurnya nilai perkawinan dan imamat. Maka marilah kita perjuangkan kesetiaan menjadi keluarga dan imamat sampai akhir hayat demi Kerajaan Surga.

Terimakasih Pastor Maria Kolbe,
Engkau mati demi utuhnya keluarga.
Jangan mudah cekcok karena hal sepele,
Biar keluarga utuh bahagia selamanya.

Cawas, mari kita tetap setia bersama

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here