Perwira yang Baik Hati

0
672 views
Yesus menyembuhkan anak seorang perwira Romawi. (Ist)

Puncta 28.11.22
Senin Advent I
Matius 8: 5-11

SENIORITAS dalam dunia kepolisian dapat kita lihat di persidangan kasus tewasnya Brigadir Josua. Para bawahan tidak mampu untuk menolak perintah atasan walau perintah itu melawan hukum atau aturan. Bawahan yang tidak patuh pada perintah atasan bisa dipecat.

Seorang atasan tega memberi perintah untuk membunuh anak buahnya. Peristiwa ini sungguh membingungkan bagi masyarakat awam.

Kita juga melihat bagaimana para bawahan diperintahkan untuk menghilangkan jejak dan menghalangi penyelidikan.

Dalam hal ini kita dipertontonkan sebuah contoh yang tidak baik dari seorang atasan kepada bawahannya.

Di dalam Injil, terjadi kasus sebaliknya. Di Kapernaum ada seorang perwira yang datang kepada Yesus waktu masih di tengah jalan.

Perwira itu memohon kepada Yesus, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.”

Yesus bersedia untuk datang ke rumahnya.

Tetapi perwira itu menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh.”

Yesus sangat menghargai iman perwira itu.

Perwira itu bukan orang Yahudi. Tetapi ia sangat mengasihi hambanya. Perwira itu menyadari bahwa dirinya juga seorang bawahan.

Ia merasa tidak pantas menerima Yesus di rumahnya. Maka ia minta agar Yesus bersabda saja maka hambanya akan sembuh.

Perwira itu walau punya jabatan terhormat tetapi merasa tidak layak menerima Yesus. Ia merendahkan diri di hadapan Yesus, yang dia percaya punya kuasa yang lebih tinggi.

Pada masa advent ini kita diajak meneladan sikap perwira yang berani merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ia juga menghargai hambanya dan mengusahakan kesembuhannya.

Ia tidak main kuasa tetapi menggunakan kekuasaannya untuk kebaikan sesamanya.

Marilah masa advent ini kita gunakan untuk memperdalam iman kita. Seperti perwira yang baik hati itu, kita bisa lebih memperhatikan sesama kita, juga mereka yang dianggap rendah, bawahan.

Nonton bola sambil minum kopi sachetan.
Bolanya selesai mata tak mau dipejamkan.
Masa advent adalah masa penantian,
Kita gunakan untuk membangun pertobatan.

Cawas, selalu berjaga dalam doa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here