Prinsip Hidup

0
253 views
Ilustrasi (Ist)

Renungan Harian
Senin, 12 Juli 2021
Bacaan I: Kel. 1: 8-14. 22
Injil: Mat. 10: 34-11: 1
 
PADA suatu sore, ketika saya sedang duduk ngopi dengan beberapa teman di halaman gereja, datang anak muda yang saya belum pernah melihat. Anak itu perawakannya kurus, tinggi, bersih meski pakaiannya agak lusuh.

Melihat anak itu kumpul dengan teman-teman mudanya, saya bertanya pada teman yang duduk bersama dengan saya: “Siapa itu anak muda yang baru datang? kok saya rasanya belum pernah lihat?”.

“Oh itu anak baru Romo. Ia baru pindah kerja di sini, jadi buruh pabrik,” jawab salah satu teman.

“Oh pantes, kok saya merasa belum pernah lihat,” kata saya.
 
“Romo, denger ceritanya saya kasihan. Waktu itu dia diantar salah satu anak OMK ke rumah untuk mendaftar sebagai warga. Ia asli dari kota besar. dia kabur dari rumah dan kerja di jadi buruh pabrik di kota sebelah, tetapi kemudian pindah ke sini,” kata teman yang juga menjadi ketua lingkungan.

“Waduh kabur. sudah diajak bicara kenapa dia kabur,dan bisa menghubungi keluarganya?” tanya saya.
 
“Sudah Mo, saya sudah telepon orangtuanya dan mereka nitip tolong diawasi. Ia itu kabur dari rumah, karena beda prinsip dengan orangtuanya.

Orangtuanya itu seorang pengusaha. Untuk memuluskan usahanya suka nyogok sana, nyogok sini.

Suatu ketika, anak ini tahu kalau bapaknya melakukan hal itu. Dan menurut anak, itu mengambil keuntungan yang tidak semestinya. Lalu, anak itu protes ke bapaknya.

Ia di kampusnya salah satu aktivis anti korupsi, maka melihat bapaknya melakukan itu dia protes. Diprotes, bapaknya tersinggung dan marah. 

Bapaknya mengatakan bahwa selama ini dia hidup dengan uang itu. Kalau gak mau yang silahkan pergi cari sendiri uang yang menurut dia halal. Jadi sejak itu dia kabur,” teman saya menjelaskan.
 
“Wah, gila luar biasa ya. Ia berani meninggalkan segala fasilitas dan kenyamanan demi menghidupi kebenaran yang dia pilih. Hebat, hebat anak muda luar biasa. Saya gak kebayang, kalau saya jadi dia apakah saya berani mengambil keputusan seperti dia,” kata saya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Matius, Yesus datang tidak membawa damai melainkan pedang.

Maksudnya adalah seseorang bisa berselisih karena pilihan hidup.

“Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.”
 
Bagaimana dengan aku?

Beranikan aku menghidupi pilihan akan kebenaran dengan segala rIsikonya?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here