Gagahnya sinar mentari tak henti membakar
Hujan tak berhenti mendera
Kau tetap saja bertahan
Ibu…engkau nan jauh di sana Kurindu semua kenangan kita Ingin duduk bersama ibu Meski hanya sejenak saja
Aku tak pernah lupa wajah derita Ibu Namun apalah dayaku Semua kuserahkan pada waktu Biarlah waktu mengukirmu Menyatukan kerinduan kita Mungkin satu tahun, dua, atau tiga tahun lagi
Ibu, aku selalu peduli tentang ragamu
Hingga rambutmu putih, kulit wajahmu keriput Ibu…janganlah menyesal melahirkanku
Hidup kita adalah sebuah pertualangan
Percayalah Ibu, kita pasti bertemu Saat ini juga, saat kelahiran Juru Selamat Kita dipersatukan dalam doa dan harap Selamat Natal Ibuku yang tercinta