Rekam Jejak

0
45 views
Ilustrasi: Tinggalkan jejak. (Ist)

Selasa 13 Februari 2024.

  • Yak. 1:12-18;
  • Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19.
  • Mrk. 8:14-21.

BANYAK orang dikuliti kehidupannya dari rekam jejak yang sekarang begitu mudah diakses oleh orang lain. Tinggal kita mau menggunakan rekam jejak itu, untuk kepentingan kebaikan atau untuk mempermalukan orang lain

Rekam jejak adalah semua hal yang seseorang telah lakukan di masa lalu, yang menunjukkan seberapa baik dan buruknya mereka dalam melakukan pekerjaan, mengatasi masalah, dll.

Sering kali seseorang berusaha menulis rekam jejak hidupnya dengan satu dimensi, yakni sesuatu yang baik saja.

Lihat saja apa yang ditulis semua orang di media massa, adalah hal yang dilakukan yang menghasilkan kinerja yang baik, semua yang sukses dan berhasil, dan semua yang menghasilkan penilain positif dari orang lain.

Namun sering kali yang baik itu pun bisa dipakai untuk menembak kita, ketika kita menunjukkan arah dan tindakan hidup yang tidak sesuai dengan apa yang terungkap sebelumnya.

“Melihat acara debat yang banyak ditayangkan di televisi, saya merasa bahwa seringkali lawan debat dibuat tidak berkutik ketika rekam jejak hidupnya digunakan lawan untuk menghentikan narasi yang dibangun,” kata seorang teman.

“Menjadi lucu dan aneh ketika seorang akhirnya hanya sibuk berkelit dan membela dirinya sendiri daripada paslon yang mereka dukung,” lanjutnya.

“Maka setiap orang tentu akan mengubur masa lalu, entah itu kinerja, kompetensi, ataupun kegagalannya, dan mengharap agar orang lain tidak tahu atau kalaupun tahu, hanya secuil,” ujarnya.

“Namun, banyak yang lupa, bahwa rekam jejak kita bukan hanya berasal dari cacatan tertulis yang kita buat atau pun yang kita mau, tetapi dari catatan atas semua interaksi yang kita lakukan dengan orang lain, baik dalam bentuk tertulis secara rapi lewat media sosial mapun tercatat di pikiran orang lain,” paparnya.

“Media sosial telah mengubah seluruh catatan rekam jejak seseorang. Apa yang dikatakan dan dipikirkan bisa dengan mudah ditelusuri tanpa seseorang itu menyadari bahwa ia sebenarnya “telanjang” di dunia maya,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?

Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan? Jawab mereka:”Dua belas bakul.”

Para murid melupakan rekam jejak Yesus ketika dalam kondisi yang sulit dan seakan semua jalan kehidupan ini tertutup, Tuhan memberi makan 4000 ribu orang sampai kenyang bahkan masih tersisa tujuh bakul penuh.

Tindakan Tuhan ini tidak dipahami. Mereka belum paham pula dengan nasihat Yesus. Maka Yesus menyebut mereka mempunyai mata tetapi tidak mampu melihat dan telinga namun tidak mampu mendengar dengan baik

Dan ketika mereka lupa membawa roti dalam perjalanan itu, mereka resah dan bingung. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa melakukan mukjizat.

Terkadang kita seperti para murid pada waktu itu. Berbagai perbuatan Allah yang dilakukan dalam kehidupan kita sering kali tidak terlihat. Karena selaput iman kita terhalangi oleh beraneka penyumbat.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku melihat rekam jejak Allah dalam kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here