Renungan Harian 20 Desember 2020: Karunia

0
596 views
Ilustrasi - Ibu tengah mengandung tua. (Ist)


Minggu Adven IV
Bacaan I: 2Sam. 7: 1-5. 8b-12. 14a. 16
Bacaan II: Rom. 16: 25-27
Injil: Luk. 1: 26-38
 
SORE itu aku berkunjung ke rumah seorang ibu yang sudah sepuh. Ketika masuk rumah, perhatianku tertuju pada sebuah lukisan cukup besar yang terpasang di dinding ruang tengah, sehingga setiap tamu yang masuk pasti akan melihat lukisan itu.

Lukisan itu lukisan seorang perwira penerbang.

“Itu suami saya romo,” kata ibu itu menjelaskan. “Silahkan duduk romo,” ibu itu mempersilahkan saya.
 
“Romo, suami saya seorang penerbang pesawat tempur yang gugur dalam tugas karena pesawatnya jatuh. Waktu itu 4 orang anak saya masih kecil-kecil dan si bungsu masih dalam kandungan; waktu itu saya sedang hamil 6 bulan.
 
Saat mendengar bahwa suami saya gugur, dunia jadi gelap. Saya mendadak dipisahkan dari suami yang saya cintai dan banggakan. Saya harus hidup dan menghidupi 4 orang anak dan satu masih di kandungan. Saya tidak bisa mikir harus bagaimana.
 
Romo, melihat anak-anak, saya tidak ingin berlama-lama berduka, saya harus bangkit dan melakukan apa saja untuk anak-anak. Saya berjualan nasi, dagang kain, apa saja saya lakukan.

Saya hanya berjuang, berjuang dan berjuang untuk anak-anak saya, biar mereka bisa membanggakan bapaknya yang sudah di surga.
 
Kalau kami bisa seperti sekarang ini romo, saya amat sadar bukan karena saya, tetapi karena Tuhan yang begitu baik terhadap keluarga saya. Keyakinan saya bahwa Tuhan pasti menolong.

Saya ingat pesan suster kepala asrama ketika saya menikah:
“Kamu jangan takut dan khawatir, Tuhan yang memanggilmu untuk menjadi istri, Dia pasti memberikan kasih karunianya. Kamu dipilih maka kamu dilimpahi kasih karunia-Nya.” (ibu itu mengutip dalam bahasa belanda, saya lupa).

Nasihat suster itu yang selalu saya pegang romo,” ibu itu berkisah.
 
Sebagaimana teladan bunda Maria sejauh diwartakan St. Lukas, disebut yang dikaruniai karena terpilih menjadi ibu Tuhan.

Dan dengan berpegang pada kasih karunia Allah ia menjalani panggilan dan perutusan sebagai ibu Tuhan. “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apakah aku merasakan kasih karunia Allah dalam perjalanan hidup panggilan dan pengutusanku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here