Renungan Harian 7 Juni 2020: Keselamatan

0
790 views
Ilustrasi - Menolong agar selamat by ist

Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus

  • Bacaan I: Kel. 34: 4b-6.8-9
  • Bacaan II: 2Kor. 13: 11-13
  • Injil: Yoh. 3:16-18

PAGI itu, Bagong dengan bibir komat-kamit datang menemui Semar, bapaknya yang sedang duduk minum kopi dengan kedua saudaranya. Melihat Bagong datang dengan bibir komat-kamit Petruk langsung menegur

Petruk: “Gong, kamu ngapain kok bibir Komat-kamit seperti orang sinting.”

Bagong: “Lho itu omongan orang kafir yang gak ngerti. Aku ini sedang berdoa, kalau kamu mau tau?”

Petruk: “Kalau kamu berdoa itu masuk ke senthong-mu (kamar) sana bukan komat-kamit sepanjang jalan.”

Bagong: “Wah ini, orang yang kurang imannya. Aku beritahu ya Truk, berdoa itu harus dilakukan dimana saja bukan hanya di senthong.
 
Gareng tampak sebal melihat Bagong, langsung menyela.

Gareng: “Bagong itu sekarang keterlaluan, sudah kehilangan rasa kemanusiaannya.”

Petruk: “Lho, memang ada apa?

Gareng: “2 kali saya pernah ngetok rumah Bagong mau minta tolong membantu tetangganya. pertama sebelah rumahnya yang meninggal mendadak, dan lain hari tetangga belakang rumahnya sakit keras, Bagong sama sekali tidak mau. Bahkan menjawab pun tidak.“

Bagong: “Kang Gareng, aku itu disiplin soal doa dan ibadah. Kalau aku sedang doa dan ibadah saya diganggu, sori bro saya gak bisa.”

Gareng:  “Wooo orang sinthing. Yang penting itu menyelamatkan orang, bertindak atas nama kemanusiaan bukan doa dan ibadah.”

Bagong: “Sori bro, aku ini kan berjuang agar aku selamat dan masuk surga. Aku harus berjuang, lho ini aku bela-belain dengan mati raga luar biasa je.”
 
Semar yang dari tadi diam mendengarkan perdebatan anak-anaknya mencoba menengahi
 
Semar: “Heeeeh anak-anakku ngger, masuk surga, masuk Kerajaan Allah, menerima hidup kekal adalah kerinduan dan tujuan akhir dari setiap orang beriman; dan memang hanya orang yang beriman yang akan sampai ke sana. Tapi ya ngger tolong diperhatikan. Pertama untuk sampai ke sana tidak cukup kalau kamu mengandalkan usahamu sendiri. Seolah-olah dengan doa-doamu yang banyak dan panjang dengan mati raga yang bikin kamu setengah mati lalu bisa membawamu sampai ke sana. Kita tetap membutuhkan tuntunan Roh Kudus agar tidak tersesat. Maka sikap berserah pada tuntunan Roh Kudus itu penting. Kedua ya ngger, iman itu harus diwujudkan, nah perwujudan iman itu dengan mengamalkan ajaran dari Guru dan Tuhan kita. Mengamalkan cinta kasih.”

Bagong: “Wah aku salah ya Pak.”

Semar: “Salah juga tidak tetapi belum benar. Hidup kita sebagai orang beriman itu harus menampakkan wajah Allah yang penuh belas kasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setiaNya. Semua itu dengan cara mencintai sesamamu ngger. Nah dengan cara itu seperti ajaran para pandita, kita ikut mewujudkan kerajaan Allah.”

Petruk: “Wah aku jadi pusing Pak, nggak dong.”

Semar: “Heeeh bocah sableng. Intinya, begini. Iman itu yang menyelamatkan. Namun iman itu harus juga diwujudkan dalam perilaku hidup kita sehari-hari. Selanjutnya untuk mencapai keselamatan tidak cukup hanya mengandalkan usaha kita sendiri, butuh tuntunan Roh Kudus. Maka kita harus bisa berserah pada tuntunan itu.”
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here