Sabda dan Karya dalam Kisah Penciptaan

0
233 views
Engkau mengasihiku sebelum alas-alas bumi diciptakan by Vatican News.

KITA memiliki dua kisah penciptaan manusia yang amat berbeda (Kejadian 1: 26-27 dan Kejadian 2: 7). Mana di antara keduanya yang benar?

Jawabannya, keduanya benar. Seperti lima wartawan yang menulis tentang satu kecelakaan yang sama menghasilkan lima versi berita, demikian juga kisah penciptaan. Keduanya tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi.

Dalam kisah penciptaan versi pertama, Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan bersabda. Sedang dalam versi kedua, Tuhan berkarya atau melakukan tindakan.

“Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2: 7).

Manusia itu dibuat dari tanah dan dihembusi nafas atau roh Tuhan. Karena itulah, manusia menjadi makhluk hidup. Manusia itu tanah yang berada di bawah. Dia terangkat ke atas berkat nafas Tuhan. Tanpa Tuhan manusia hanyalah debu. Apakah kita menyadari hal ini?

Selanjutnya, TUHAN Allah membuat taman di Eden dan menempatkan manusia di sana (Kejadian 2: 8). Dia juga menumbuhkan berbagai pohon (Kejadian 2: 9). Manusia itu ditempatkan-Nya dalam taman itu agar mengusahakan dan memeliharanya (Kejadian 2: 15). Akhirnya, Tuhan memberikan perintah tentang memakan semua buah dalam taman itu, kecuali buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kejadian 2: 17).

Dalam karya penciptaan-Nya, Tuhan tidak hanya bersabda. Dia juga berkarya. Ini memberikan inspirasi agar manusia juga tidak hanya berbicara, melainkan juga berbuat.

Di samping itu, Tuhan mempercayakan ciptaan-Nya kepada manusia dengan maksud agar mereka mengusahakan dan memeliharanya. Tuhan mengangkat manusia menjadi mitra kerja-Nya.

Manusia bukan hanya diberi kuasa atas segala ciptaan-Nya (Kejadian 1: 28), tetapi harus memeliharanya. Bagaimanakah kita telah melaksanakan tanggung jawab itu?

Tuhan menciptakan lewat sabda dan tindakan-Nya. Sabda dan kehendak yang baik menghasilkan segala yang baik. Kita diundang untuk berpartisipasi dalam karya itu. Hendaknya pikiran dan perkataan kita lahir dari hati yang baik.

Bukan hati yang dipenuhi pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebencian (Markus 7: 21-22).

Rabu, 8 Februari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here