S. Antonius Maria Claret, Aloisius Guanella
warna liturgi Hijau
Bacaan
Rm. 8:1-11; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 13:1-9. BcO Yer. 19:1-5,10-20:6
Bacaan Injil: Luk. 13:1-9.
1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” 6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Renungan:
SERING kita dengar kata-kata “kesempatan hanya sekali datangnya”. Karena kesempatan hanya sekali datang maka kita diminta untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Bila kesempatan datang kita harus segera mengambilnya.
Tuhan bukanlah pribadi yang pelit. Ia memberi banyak kesempatan pada umat manusia untuk bertobat. Ia akan memberi waktu untuk berubah dan berbuah. “Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” (Luk 13:7-9).
Selalu ada kesempatan bagi kita untuk bersatu kembali dengan Tuhan. Tuhan tak jemu-jemu mengingatkan. Ia pun setia menunggu kita datang dan bertobat serta bersatu kembali padaNya. Namun demikian kalau pohon itu tidak berbuah Ia pun tidak akan segan untuk menebangnya.
Kontemplasi:
Bacalah Injil Luk. 13:1-9. Pejamkan matamu dan bayangkan perumpamaan dalam Injil tersebut.
Refleksi:
Bagaimana anda menyambut kesempatan yang diberikan oleh Tuhan?
Doa:
Tuhan Engkau sungguh setia menantikan kedatangan kami. Engkau tak jemu-jemu memberikan kesempatan kepada kami untuk bertobat. Aku akan menyambut kesempatan yang Kauberikan. Amin.
Perutusan:
Aku akan menyambut kesempatan untuk berbuah. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)