Tahta untuk Rakyat

0
86 views
Ilustrasi: Buku Tahta untuk Rakyat Sri Sultan HB IX - Ist

Puncta 22.02.24
Pesta Tahta St. Petrus Rasul
Matius 16: 13-19

ZAMAN sekarang ini dibutuhkan pemimpin yang bisa memberi suri teladan tentang pelayanan, ketulusan, kerendahhatian, dan berpihak rakyat kecil. Bukan pemimpin yang haus kekuasaan dan mengejar kedudukan demi keluarga atau dirinya sendiri.

Rakyat Yogyakarta mempunyai teladan seorang raja yang merakyat yaitu Sultan Hamengkubuwana IX (1912-1988). Beliau memimpin Keraton Yogyakarta dari tahun 1940-1988.

Beliau adalah sosok pemimpin yang dicintai rakyat karena sifatnya yang “ngayomi” berpihak untuk rakyat kecil dan hidup dengan sederhana.

Kenegarawanan HB IX nampak nyata ketika Soekarno–Hatta memproklamirkan kemerdekaan RI. Dua hari kemudian HB IX dan Pakualam VIII menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahkan ketika Ibukota RI pindah ke Yogyakarta, HB IX menyokong gaji para pegawai pemerintahan yang masih muda belia. HB IX menyumbangkan uangnya sejumlah 6,5 juta Gulden untuk negara yang masih miskin waktu itu.

Rakyat sangat mengharap ada pemimpin yang muncul dengan semangat mau memberi untuk rakyat; bukan malah mengambil dengan cara korupsi untuk diri sendiri.

Hari ini kita memperingati Tahta Santo Petrus Rasul. Tuhan Yesus memberi perintah kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di duia ini akan terikat di Surga, dan apa yang kaulepas di dunia ini akan terlepas di surga.”

Santo Petrus dipilih Tuhan untuk memimpin jemaat-Nya di dunia ini. Kedudukan ini diteruskan oleh para paus pengganti Petrus. Para paus, juga Paus Fransiskus sekarang menyebut diri sebagai “Servus Servorum Dei”. Yang artinya adalah hamba dari para hamba Allah.

Dalam Gereja, tahta St. Petrus itu bukan kedudukan, posisi, karier, tetapi pelayanan, pengabdian.

Tidak ada istilah mengejar karier di dalam Gereja. Kepemimpinan adalah untuk pelayanan, pengabdian kepada umat. Mereka yang ditunjuk sebagai pemimpin adalah servus atau hamba, abdi bagi semua. Melayani demi Kerajaan Allah.

Peringatan Tahta Santo Petrus ini mengingatkan kepada kita semua, khususnya para imam, sudahkah saya menjadi hamba yang melayani, bukan malah minta dilayani.

Komeng menang mutlak di dapilnya,
Dia akan bikin DPR penuh gelak tawa.
Sejatinya pemimpin adalah hamba.
Rakyatlah tuan yang paling berkuasa.

Cawas, melayani bukan dilayani
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here