Tangung jawab moral terhadap leluhur

0
398 views

“Kemudian menjawab kepada raja, ‘Jika Raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah hambamu ini ke Yehuda, ke kota makam leluhur hamba, supaya hamba ini membangunnya kembali.’” (Neh 2,5)

BEBERAPA hari yang lalu, Walikota Bandung bersama dengan wakilnya dan jajaran pejabat lainnya melakukan ziarah ke makam-makam leluhur pendiri Kota Bandung. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka peringatan HUT Kota Bandung dan sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri Kota Bandung. “Kita bisa eksis hari ini karena ada kerja keras dari para pendahulu”, katanya.

Ziarah ke makam leluhur dan penghormatan kepada para pendahulu yang telah meninggal, nampaknya juga dilakukan oleh para pejabat dari kota atau daerah lain, seperti di Batang, Pemalang, Banyumas, dsb. Banyak perintis dan pendiri sebuah kota atau daerah telah lama meninggal. Mereka telah dimakamkan di salah satu tempat yang berada di daerah atau kota tersebut. Makam-makam para sesepuh atau leluhur tersebut biasanya telah dibangun dengan rapi dan indah. Ada orang yang ditugaskan untuk membersihkan dan merawat makam-makam tersebut secara rutin. Makam-makam tersebut akhirnya menjadi tempat peziarahan para pejabat kemudian dan juga banyak warga lainnya.

Penghormatan terhadap leluhur sebetulnya tidak hanya merupakan kebiasaan para pejabat kota atau daerah, yang dilakukan setiap tahun sekali, pada peringatan HUT kota atau daerahnya. Penghormatan kepada leluhur merupakan sebuah tanggung jawab moral setiap orang dari semua daerah, kota, semua suku bangsa. Banyak orang dari berbagai suku bangsa atau daerah mempunyai tanggung jawab moral terhadap leluhurnya dengan begitu kuat. Mereka sungguh menghormati orang tua atau leluhur yang sudah meninggal. Penghormatan itu diwujudkan dengan membangun makam dengan megah dan indah serta merawatnya dengan baik; ada juga yang menyimpan abu leluhur di tempat khusus dan melengkapinya dengan hal-hal lainnya; melakukan ziarah makam secara rutin.

Kisah Nehemia memberikan pesan bahwa tanggung jawab moral terhadap leluhur atau pendahulu sudah berlangsung lama. Kesadaran ini sudah ada pada diri orang-orang pada jaman dahulu dan tetap terjadi dalam diri orang pada jaman ini. Orang harus sadar bahwa keberadaan mereka pada saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran para pendahulu; kesejahteraan hidup generasi sekarang ini tidak bisa lepas dari usaha dan kerja keras para pendahulu, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya; kebahagiaan orang jaman ini tidak bisa dilepaskan dari perjuangan, askese dan hidup prihatin dari para leluhur. Kiranya tidak ada seorang pun yang hadir didunia dengan sendirinya atau keluar dari sebuah batu besar di bumi, kecuali Sun Go Kong yang berasal dari telur batu. Kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan semua orang pasti berkaitan dengan peran para orang tua, pendahulu, dan para leluhur lainnya.

Nehemia merasa muram dan sedih melihat kota tempat makam leluhurnya menjadi reruntuhan dan hancur. Dia bertekat untuk membangunnya kembali. Sejauh mana saya menyadari peran penting para pendahulu dan leluhurku di dalam diri dan hidupku? Bagaimanakah tanggung jawab moral terhadap leluhur yang sudah lama meninggal akan kuwujudkan dengan nyata? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here