Yayasan Alfons Sowada Keuskupan Agats Tetap Peduli dengan Pasien Kusta di Pedalaman Asmat Papua

0
73 views
Keuskupan Agats-Asmat melalui Yayasan Alfons Sowada tetap peduli memberi perhatian pada pasien penyakit kusta di wilayah pedalaman Asmat. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat Papua)

“SUDAH hampir setahun terakhir ini, Uskup Keuskupan Agats di Papua menugaskan saya untuk saya untuk menahkodai Yayasan Alfons Sowada. Lembaga kemanusiaan ini secara khusus memberi perhatian dan pelayanan kesehatan kepada para pasien penyandang penyakit kusta,” demikian ujaran syering iman Romo Anton Tjokro “Krozak” Pr, imam diosesan Keuskupan Agats-Asmat di Papua.

Romo Anton Krozak Pr bicara tentang komitmen Yayasan Alfons Sowada yang sampai hari ini tetap setia memberikan pelayanan sosial-kemanusiaan. Guna menjangkau para pasien penderita penyakit kusta di wilayah sangat udik, jauh terpencil, di wilayah pastoral Keuskupan Agats-Asmat, Papua.

Romo Anton Tjokro Pr, imam diosesan Keuskupan Agats-Asmat, bulan Februari 2024 ini telah mengukir sejarah selama 45 tahun menjalani hidup imamat. (Dok. Romo Tjokro Pr)

Romo Anton Tjokro Pr bulan Februari 2024 ini baru saja merayakan pesta hidup imamat selama 45 tahun bersama keluarga dan kerabat dekatnya di Solo. Kini, selain mengampu Yayasan Alfons Sowada, Romo Anton “Krozak” Tjokro Pr juga menjadi Sekretaris Jenderal Keuskupan Agats-Asmat Papua.

“Syukurlah ketika masih bersatus frater calon imam, saya pernah menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Pati, Jawa Tengah. Otomatis, pengalaman di Pati itu membuat saya sudah biasa bergaul dengan para pasien penyakit kusta yang ditangani para Suster SFD (Fransiskan van Dongen) dan para Bruder Maria Tak Bernoda atau MTB,” jelas Romo Anton Tjokro Pr.

Para tenaga medis bersama suster biarawati bersiap menaiki perahu motor sederhana menyusuri aliran sungai menjumpai pasien kusta. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat, Papua)
Selain memberikan layanan medis, para kontributor layanan kemanusiaan juga melakukan tugas mengajar. Kegiatan untuk mencerdaskan anak-anak Asmat di kawasan pedalaman Papua. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat)

Meneruskan kebaikan hati umat untuk saudara-saudari di Agats-Asmat

Melalui Yayasan Alfons Sowada itu, papar Romo Anton Tjokro Pr, tim kami dalam Pelayanan Penyandang Penyakit Kusta selalu pergi turne menjangkau kawasan pedalaman.

Nama “Alfons Sowada” sebaga identitas lembaga sosial kemanusiaan itu sendiri diambil dari nama uskup pertama Keuskupan Agats-Asmat: Mgr. Alphonse Sowada OSC, misionaris Krosier dari Amerika Serikat yang rela berkarya di “tanah berlumpur” Asmat, Papua.

Mgr. Alphonsus Augustus Sowada OSC, uskup pertama Keuskupan Agats-Asmat Papua, seorang misionaris Krosier dari Amerika Serikat. (Wiki)

“Misi perjalanan turne masuk kawasan pedalaman ini jelas dan mulia. Kami ingin meneruskan wujud kebaikan hati para penderma bagi masyarakat yang terpinggirkan,” tutur Romo Anton Tjokro Pr.

“Para pasien kusta di wilayah pedalaman Keuskupan Agats-Asmat ini jarang tersentuh perhatian dari para pemangku kekuasaan. Siapa yang harus memperhatikan mereka. Tim Kusta Yayasan Alfons Sowada Keuskupan Agats-Asmat mewujudkan semangat belarasa itu. Dengan kegiatan bersemangat senyap-cepat-kena sasaran.

Ini guna mewujudkan keberpihakan Gereja bagi mereka yang terlupakan – option for the poor,” terang Romo Anton Tjokro yang selalu senang berambut gondrong ini.

5,5 jam perjalanan dengan speedboat menuju lokasi

Domisili para pasien penderita penyakit kusta ini berjarak 5,5 jam perjalanan dari Kota Agats.

“Untuk menuju wilayah pedalaman di mana mereka itu tinggal, maka perjalanan dengan waktu tempuh selama hampir 5,5-6 jam perjalanan ini kami lakukan dengan naik speedboat bermesin 40PK. M

Dilakukan dengan nyali harus mau menyusuri aliran-aliran sungai yang memang merupakan satu-satunya akses transportasi di wilayah pastoral Keuskupan Agats,” terang Romo Anton Tjokro Pr kepada Sesawi.Net, Rabu 7 Februari 2024.

Komitmen tenaga medis di wilayah pedalaman Keuskupan Agats di Papua. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat)
Gereja Lokal Keuskupan Agats di Papua selalu memberi perhatian kepada kawasan pedalaman dan masyarakat pinggiran yang jauh dari keramaian dunia dan segala fasilitasnya. Termasuk yang hingga kini tetap dijalani oleh Yayasan Alfons Sowada Keuskupan Agats-Asmat Papua. (Dok. Keuskupan Agats)

Pelayanan total untuk kaum marginal di wilayah udik pedalaman Asmat Papua

Menurut Romo Anton Tjokro Pr, sampai saat ini masih ada sejumlah tenaga medis yang tetap bertahan mau tinggal bersama dan ada di tengah para penderita penyakit kusta ini. “Masih ada titik-titik pelayanan lain di belahan pedalaman Asmat dalam kondisi dan situasi yang sama,” papar imam diosesan Keuskupan Agats yang sudah malang melintang melintasi kawasan pedalaman Asmat ini.

“Ini juga merupakan pelayanan berbeda di titik pelayanan lain,” lanjutnya.

“Selain keberadaan para tenaga medis,” kata Romo Tjokro Pr, “maka hampir setiap pekannya, para tenaga medis itu harus juga memimpin ibadat. Terjadi demikian, karena pastor tidak bisa mengunjungi umat di wilayah sulit dijangkau ini setiap bulan,” papar romo.

“Bersama isterinya yang juga tenaga medis, mereka ini rajin dan komit selalu memperhatikan anak-anak Asmat untuk belajar berdoa/ dan ikut beribadat. Seperti kalau di kota, mereka ini ibarat digabungkan dalam kegiatan SEKAMI/BIA,” jelasnya kemudian.

Inilah senyuman tenaga medis yang meletup lembut dalam semangat sukacita injili. “Di wilayah pedalaman tanah berlumpur Agats-Asmat, Papua,” tandas Romo Anton Tjokro “Krozak” Pr.

Umat Keuskupan Agats Papua yang selalu bersukacita menerima kunjungan pastoral dan pelayanan lainnya. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat)
Senyum sukacita injili usai ikut berkontribusi melakukan pelayanan kemanusiaan untuk masyarakat Asmat di Papua. (Dok. Keuskupan Agats-Asmat Papua)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here