Jodhi Yudono, Menghibur yang Sakit dengan Lagu

0
4,765 views

Menghidupi musik, bukan hidup dari musik itulah sekiranya prinsip bermusik Jodhi Yudono. Wartawan salah satu media online terkemuka di Jakarta ini gemar bermain musik untuk menghibur sesama yang menderita sakit. Suaranya luar biasa, lagu-lagunya pun puitis dan penuh makna.

Pria yang juga pernah menjadi seorang sutradara teater di masa mudanya ini merasa bahwa hidup berbagi adalah sebuah keharusan, sehingga menghibur orang khususnya orang sakit dengan lagu menjadi sebuah kepuasan tersendiri untuknya.

“Ini berawal dari tahun 2007 dimana waktu itu tetangga ada yang sakit dan saya tergerak untuk menghiburnya dengan lagu dan membuat sebuah konser kecil di rumahnya. Tanpa disangka si sakit sangat terhibur dan merasa senang. Jadi hal ini saya teruskan hingga sekarang” jelas ayah dari tiga orang anak ini.

Semenjak saat itu Jodhi pun sering diminta untuk menghibur banyak orang yang sakit, beberapa diantaranya adalah tokoh terkemuka seperti Pepeng, Teguh Esa, dan Franky Sahilatua. “Ya, ada saja yang memanggil saya pun dengan senang hati akan datang. Tidak masalah siapa orangnya, karena satu orang saja yang tulus dengar saya bernyanyi saya akan nyanyi untuknya” tutur pria yang lahir di Cilacap, 16 Mei 1963.

Lalu lagu apa saja yang dibawakannya untuk penghiburan? “Banyak yang bilang jenis musik saya itu balad. Sementara untuk lagu, bisa apa saja. Sebab biasanya saya menciptakannya on the spot sesuai dengan keadaan dan kondisi saat itu. Doa keluarga atau teman yang menjenguk saja bisa saya jadikan lagu” terangnya.

Tak berniat komersil
Musik memang bukan hal yang baru bagi Jodhi. Ia sudah belajar bermain gitar sejak kecil, karena ayahnya juga seorang seniman pemain biola. “Namun anehnya ayah itu tak pernah ajarkan musik ke anaknya, jadi saya bisa bermain hingga ke kunci-kunci gitar klasik yang kata orang rumit begini ya belajar sendiri, otodidak” tambah Jodhi lagi.

Meskipun pandai bernyanyi, bermain alat musik dan menciptakan lagu, Jodhi tetap tak berkeinginan membuat lagu untuk dikomersilkan. Sebab buatnya kontribusinya memberikan martabat buat musik sudah cukup pada tahapan itu saja.

“Sekitar tahun 1984, saya pernah diminta seorang produser rekaman untuk membuat lagu. Waktu itu masih era-era musik pop sendu. Saya menolak karena memang tak bisa” jelas penganut prinsip hidup tanpa rencana ini.

Jodhi pun lebih memilih ikut menyumbang karya pada album-album kompilasi yang hasil akhirnya akan disumbangkan. Menurutnya itu lebih baik dan melegakan hatinya. “Sebab saya bernyanyi dan memberikan penghiburan karena memang saya senang melakukannya bukan karena ada tujuannya” tutup Jodhi.

Namun lebih dari itu, penghiburan yang diberikan lewat musik atau konser sederhana, dengan satu gitar melodi dan satu biola atau kadang hanya dengan dua gitar saja, akan memberi dampak luar biasa bagi yang sakit. “Mereka biasanya akan merasa lebih bersemangat dan yang penting adalah proses berkumpulnya seluruh anggota keluarga bersama-sama menemani sang sakit,” ujar bapak tiga anak ini.

Jodhi pun kembali menegaskan bahwa kumpulnya keluarga ini menjadi momen penting karena dia senantiasa mengajak semua anggota keluarga untuk berdoa agar si sakit diberi kekuatan, kerelaan dalam menghadapi derita dan kalau Tuhan berkenan diberi kesembuhan. (fen)

sumber : SEHATNEWS.com


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here