Pesta Tahunan “Hadaka Matsuri” di Jepang: Mandi Nyaris “Telanjang” Bareng-bareng

0
1,176 views
Festival "Hadaka Matsuri" pesta mandi bareng-bareng nyaris telanjang di Okayama, Jepang by Kawaii Aichi.

PERADABAN dunia ini memang sungguh beragam. Masing-masing negara atau wilayah punya tradisinya sendiri-sendiri yang umurnya sudah ratusan tahun. Juga berbeda dengan wilayah lainnya.

Salah satu tradisi yang sudah biasa namun terdengar aneh bagi kita adalah “pesta” atau festival mandi “nyaris telanjang”. Barengan lagi.

Tidak perlu ada rasa malu di sini. Karena semua memang sudah berniat mandi bareng-bareng tanpa dengan pakaian serba minim.

Inilah yang disebut Hadaka Matsuri. Sebuah tradisi festival mandi bareng-bareng hampir tanpa “aksesori busana”. Alias tampil sebagaimana adanya, ketika manusia baru ceprot dilahirkan. Di sini memang tidak telanjang bulat-bulat. Hampir-hampir saja mendekati ke “arah” itu.

Hanya di Okayama

Hadaka Matsuri hanya “terjadi” di Jepang. Itu pun tidak di seluruh kawasan di Negeri Matahari Terbit ini. Hanya ada di Prefektorat Okayama. Di wilayah kawasan selatan Pulau Honshu.

Waktunya pun juga tidak sembarangan. Bukan setiap saat. Melainkan hanya terjadi di hari Sabtu pekan ketiga di bulan Februari setiap tahunnya. Jadi, ya hanya sehari saja.

Festival ini bukan saja pamer “tubuh apa adanya”. Melainkan juga menantang alam.

Bulan Februari di Jepang masih masuk kategori musim dingin. Itu berarti suhu udara juga sangat mbedhidhing alias dingin sekali. Jadi, kalau nekad mau mandi hampir telanjang bareng-bareng, maka sudah pasti mereka juga tahu diri. Air di dalam “kolam” besar itu super dingin.

Lokasi kolam renang tempat ratusan orang bersiap mandi nyaris telanjang barengan ini ada di kompleks Saidaiji Kannonin –sebuah kuil kuno. Letaknya kurang lebiih 30-an menit naik KA dari Okayama City.

Ribuan orang turut serta

Yang menarik, demikian laporan CNN International edisi hari Senin tanggal 17 Februari 2020, tidak kurang 10.000-an ribu manusia akan ikut ambil bagian dalam festival mandi hampir telanjang barengan ini.

Untuk keperluan mandi “hampir telanjang”, maka panitia akan menawari paket “pakaian minim” yang biasa disebut  fundoshi. Ini tak lain hanyalah sepasang cawet mirip bentuk kaos kaki warna putih yang biasa disebut tabi dalam bahasa Jepang.

Festival mandi barengan dan nyaris telanjang ini konon diadakan dalam konteks merayakan panen melimpah, kemakmuran dan kesuburan. Dimulai pada pukul 15.20 waktu setempat.

Disediakan waktu khusus bagi kaum muda yang berminat mengikutinya. “Kami berharap tradisi ini akan hidup terus,” tutur Mieko Itano, jubir dinas pariwisata Okayami Tourism Board kepada CNN.

Menjelang sore tiba, seluruh peserta lelaki akan terlebih dahulu berjalan mengelilingi kuil selama 1-2 jam sebagai laku jiwa untuk membersihkan diri. Caranya dengan membasuh diri dengan kucuran air dingin, sebelum akhirnya “diizinkan” masuk ke pusat kuil tersebut.

Malam menunjukkan pukul 22.00 waktu setempat. Pemimpin spiritual akan melemparkan sedikitnya 100-an ranting-ranting mungil berikut tongkat kayu sepanjang 20 cm ke arah kerumunan massa dari sebuah jendela di ketinggian empat meter di atas massa.

Barang siapa bisa “memegang” kedua tongkat ajaib itu, maka kemakmuran akan menemuinya.  Demikian kurang lebih “kepercayaan” mereka.

Seremoni ini berlangsung hanya 30-an menit saja. Barulah kemudian festival mandi bareng itu dimulai. Para peserta dengan pakaian minim menceburkan diri ke dalam kolam di mana airnya sangat dingin.

Tradisi sejak 500 tahun

Adat kebiasaan mandi nyaris telanjang ini konon umurnya sudah lebih dari 500 tahun. Tradisi ini berasal dari era Muromachi (1338-1573). Yakni, ketika masyarakat desa berlarian berebut mendapatkan “sajian” berupa kertas-kertas pemberian rahib di Kuil Saidaiji Kannonin.

Saking semangatnya berebutan berkah,  maka tak sadar bahwa busana mereka sedikit demi sedikit “terlepas” dari tubuh mereka sehingga nyaris telanjang.

Sumber: CNN International

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here