Puisi: Debu dan Engkau Juga Wanita

0
845 views
Ilustrasi (Ist)

Debu

/I/

Siapakah ia sehingga Kau pelihara?

/II/

Ingatkah Kau akan debu

Serupa wajah-Mu

Membuana pada hamparan fana

Kala angin Kau hembus sayup-sayup

Di antara bibir dan matanya yang mungil

/III/

Ingatkah Kau akan debu

Kau biarkan mereka makantanpa tangan dibasuh

Sebab mereka sendirisegumpal debu

Bersatu melaburi tiang iman yang kerap rapuh

/IV/

Ingatkah Kau akan debu

Di malam itu Kau tanggalkan peluhdankasutmereka

Sebelum kaki merekaKau kecup satu demi satu

/V/

Ingatkah Kau akan debu

Di hari ungu sebelum hari wafat-Mu

Palang-Mu telah terpampang di keningku

/VI/

Ia hanyalah debu

Lenyap bentuk tatkala hujanberinai jatuh

Menghujamderas tepat di dada tubuhnya

/VII/

Ia hanyalah debu

Lenyap bentuk tatkala badai datang

Memindahkannya dari tanah lapang ke dalam telaga

/VIII/

Dan ia tetaplah debu

Lenyap bentuk tatkala siang mulai redup

Menanti malam membaringkan mentari di pundaknya

/IX/

Ia masih mencintai wajah kumalku, Tuhan

(Puncak Scalabrini, 26/11/2016)

Engkau Juga Wanita

Sangkaku Engkau seorang bapak berwatak garang

Seharian erat menggenggam kapak

Memangkas ranting dari tubuh rapuh yang Nampak

 

Sosok-Mu kini berubah tak kupahami

Umbaran senyum bibir-Mu membalut hati

Gemulai tubuh ayu menyapa lembut

Berulangkali jidatku mengerut

Lantas tarian tanyaku menyambut

Engkaukah itu?

 

Kau rajut tubuh penaka sulaman ibu

Menyusui dengan tetesan cinta dalam rahim bumi

Baru kutahu,

Engkau juga wanita

Tatkala membelai manja raut keluhku di pangkuan diam

(Hokeng, 9/8/2016)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here