Biaya dan Buah Hidup Kristiani

0
139 views
Kamu harus memikul salibmu, by Grupos De Jesus.

HIDUP kristiani atau mengikuti Kristus itu seperti menyelesaikan suatu proyek. Yesus menggambarkannya demikian (Lukas 14:28). Proyek itu memerlukan modal, biaya, sumber daya, dan komitmen. Apa bentuk konkritnya?

Pertama, totalitas dan prioritas. Orang mesti sepenuhnya meletakkan Yesus di atas semua yang lain. “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Lukas 14:26). Membenci ayah, ibu, saudara, dan anak berarti mengutamakan Yesus di atas mereka.

Cinta kepada Yesus menuntut semua. Di sana, tidak ada tempat untuk memikirkan diri sendiri. Yesus menegaskannya dengan istilah membenci nyawanya sendiri (Lukas 14:26). Tuntutan ini sangat berat.

Kedua, memanggul salib kehidupan sambil mengikuti Yesus. Inilah biaya yang mesti dibayar. Mengikuti Yesus tidak berarti bebas dari kesulitan hidup, melainkan menyatukan perjuangan hidup dengan salib Yesus. Yang menghayati salib hidup bersama Dia akan menang bersama Dia juga.

Ketiga, kebebasan yang penuh. Mengikuti Yesus berarti membebaskan diri seluruhnya dari semua yang bukan Yesus (Lukas 14:33). Memiliki seluruh dunia pun tidak ada artinya dibanding dengan menjadi pengikut Yesus (Markus 8:36-37).

Jalan itu tidak mudah dan penuh risiko. Karena itu, Yesus mengatakannya terus terang di hadapan orang banyak yang berduyun-duyun mengikuti dan mendengarkan Dia. Mengikuti Yesus itu bukan ikut-ikutan. Orang mesti mempertimbangkannya secara serius dan bijaksana. Mengapa?

Pertama, orang mesti melihat kemampuan dirinya dalam memenuhi tiga biaya di atas. Sanggupkah dia menyelesaikan proyeknya?

Kedua, orang perlu mengakui keterbatasannya, sehingga dapat menempuh jalan yang bisa menyelesaikan proyek atau pertempurannya (Lukas 14:28-32).

Hanya sedikit yang berani mengambil risiko itu, karena mengira bahwa mengikuti Yesus berarti kehilangan segalanya. Faktanya, tidak demikian. Lihatlah Santo Fransiskus dari Assisi dan Santa Teresa dari Kalkuta.

Dengan meninggalkan semua dan menjadi lepas bebas mereka justru menjadi bahagia, kaya, dan sempurna di hadapan Tuhan.

Rabu, 8 November 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here