Caosan Dhahar Pastur

0
335 views

Bacaan 1: 3Yoh 1:5-8

Injil: Luk 18:1-8

Pada waktu masa kecil, saya sering melihat Pak Koster ke rumah untuk mengambil makan yang diperuntukkan bagi romo atau pastur. Kami menamakannya sebagai “caosan dhahar”, dalam Bahasa Jawa kromo inggil (Bahasa Tata Krama) berarti persembahan makan untuk pastur.

Di zaman sekarang sepertinya sudah sangat jarang ditemui.

Setiap umat mendapatkan giliran kapan harus mempersembahkan makan untuk para pastur. Sebagai umat, kami merasakan sukacita bisa melakukannya. Umat merasa ikut terlibat dalam karya pastoral para pastur.

Ini yang disampaikan Rasul Yohanes kepada Gayus (mungkin jemaat di Asia Kecil, Turki saat  ini) dalam suratnya.

Pada zaman itu banyak pewarta yang berkeliling dari satu kota ke kota lain, meninggalkan keluarga dan segalanya, hanya fokus dalam pewartaan. Mereka percaya bahwa hidupnya akan diperhatikan oleh Tuhan lewat para jemaat yang dilayaninya.

Namun demikian mereka biasanya menolak bantuan yang diberikan oleh orang-orang tak beriman yang tentu tidak mengenal Kristus. Hal ini dilakukan agar tidak menjadi batu sandungan bahwa pewartaannya dianggap tidak tulus dan hanya sebagai mata pencaharian saja.

Maka Yohanes menulis surat kepada Gayus agar terus berbuat baik, menerima para pewarta serta menolongnya dengan memberi makan.

“Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.

Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.”

Dalam sebuah perumpamaan hakim dan janda yang ‘dianggap menyusahkan’, Tuhan Yesus mengingatkan agar umat tidak jemu-jemu berdoa meminta pertolongan-Nya. Dan Ia berjanji bahwa Allah akan memberikan permohonannya tanpa harus menunda jika memang itu baik adanya dan sesuai dengan kehendak-Nya.

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”

Meski Allah senantiasa menolong umat-Nya, namun Tuhan masih mengkuatirkan keteguhan iman para pengikut-Nya pada saat ‘Parousia’ (akhir zaman) nanti.

Pesan hari ini

Rasul Yohanes mengingatkan agar kita senantiasa hidup saling mengasihi dan tolong-menolong kepada siapapun, terutama kepada saudara seiman.

Menolong tanpa menunda waktu.

“Indahnya berbagi sekecil apa pun pemberianmu yang dilakukan dengan ikhlas, tentu akan sangat berharga.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here