Jadi Tokoh Besar

0
614 views

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.” (Mat 11, 11)

SAAT membaca ayat ini, saya teringat dongeng anak-anak tentang katak dan lembu. Seekor katak terheran-heran melihat seekor binatang yang besar: mata besar, telinga besar, kaki dan badan juga besar. Binatang itu adalah lembu. Katak merasa iri dan berusaha ‘membesarkan dirinya’ dengan menghirup udara dan membesarkan perutnya. Peringatan dari katak yang lain tidak didengarkannya; bahkan lenguhan lembu ditafsirkan sebagai penghinaan bagi dirinya. Katak berusaha membesarkan perutnya, sampai suatu saat perut itu pecah, sehingga katak tersebut mati.

Dongeng tentang katak dan lembu sesungguhnya juga menjadi gambaran kehidupan manusia. Dalam kehidupan bersama, selalu saja ada orang yang merasa diri lebih besar dibandingkan dengan orang lain; ada juga orang yang merasa diri lebih kecil dibandingkan dengan orang lain.

Besar dan kecil sering diukur dengan bentuk tubuh atau perawakan; dengan harta atau kekayaan; dengan kuasa atau jabatan; dengan posisi atau kedudukan; popularitas atau nama baik. Banyak orang tua ingin agar anak-anak mereka menjadi orang besar; paling tidak lebih besar dari pada orang tuanya. Banyak orang juga berlomba-lomba dan berusaha keras untuk menjadi ‘yang nomor satu’ dalam banyak hal.

Kebesaran seseorang bisa menimbulkan rasa bangga, puas dan sekaligus juga memancing keluar sikap sombong atau takabur. Di lain pihak, ada banyak orang yang merasa dirinya kecil dan lemah. Mereka merasa diri miskin, tidak mempunyai apa-apa, tidak mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan dan dibanggakan, sehingga tumbuh rasa minder dan tidak percaya diri.

Yohanes Pembaptis memang tokoh besar; namun dirinya toh tetap lebih kecil dibandingkan dengan yang terkecil di dalam Kerajaan Sorga. Besar dan kecil akhirnya menjadi kenyataan yang relative: seseorang menjadi besar dalam lingkup tertentu, tetapi di tempat lain ada yang lebih besar dibanding dirinya. Besar dan kecil seseorang tergantung dari mana melihatnya.

Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here