PRAKTIK bekerjasama yang saling mendukung dan menguntungan kini semakin penting dijalani. Juga oleh tarekat-tarekat religius. Istilahnya adalah menjalin rangkaian kinerja sinergis antara kaum profesional awam dan kongregasi religius.
Topik tentang “Sinergi Awam dan Kongregasi Religius” inilah yang kini juga menjadi perhatian besar bagi Kongregasi Soeurs de Notre Dame (SND). Menjadi penting dan mendesak dilakukan, karena model kerjasama yang sinergis itu memang saat ini sangat dibutuhkan. Demi dan untuk menjaga kelangsungan karya kerasulan Gereja yang sampai saat ini masih dikelola oleh tarekat religius.
Suster Notre Dame (SND) Indonesia menyadari pentingnya sinergitas awam-religius tersebut. Yakni dengan keterbukaan kongregasi untuk semakin melibatkan profesional awam ikut serta mengelola dalam karya pelayanan di tengah tantangan zaman ini.
Mau apa lagi kalau juga bukan demi eksistensi karya pelayanan itu sendiri. Apakah itu karya di bidang pendidikan formal yakni sekolah; juga karya pendidikan-pembinaan melalui asrama. Dan apalagi mengelola karya kesehatan berupa rumah sakit dan klinik serta karya sosial berupa panti asuhan dan panti wreda.
Semua itu merupakan karya-karya yang dikelola tarekat sebagai wujud kerasulan di tengah masyarakat atau layanan sosial yang sifatnya publik.
Sambut 90 tahun perayaan karya misi SND di Indonesia
Dalam kesempatan perayaan ekaristi tanggal 25 Maret 2024 di Aula Sekolah Notre Dame Puri Indah di Jakarta Barat kemarin, Kongregasi SND mendedikasikan hari baik tersebut untuk mendoakan mitra kerja yang terlibat bersama karya-karya pelayanan SND.
Perayaan ekaristi bersama Romo Odemus Bei Witono SJ dari Perkumpulan Strada Jakarta itu juga menjadi momentum bagi Kongregasi SND dalam menyiapkan diri untuk menyambut perayaan 90 tahun karya misi SND di Indonesia. Dilakukan antara lain dengan pemberkatan Panitia Puncak Perayaan 90 Tahun Misi SND Indonesia.
Momentum ekaristi kemarin itu juga menjadi penting. Karena langkah itu juga akan membawa misi pengembangan karya SND. Yang akan kami lakukan melalui Program Fund Pendidikan untuk 90 anak yang kami kategorikan sungguh membutuhkan bantuan pendidikan.
Sekaligus juga merilis Rencana Strategis Bersama Universitas Binus yang dimentori oleh Prof. Dr. Harjanto Prabowo dan pembuatan Buku Sejarah Lanjut SND Indonesia.
Melibatkan banyak pihak
Kepanitian yang melibatkan peran awam pemerhati karya Gereja ini disemangati oleh Romo Odemus Bei Witono SJ dari Perkumpulan Strada Jakarta. Disampaikan dalam ekaristi pemberkatan panitia.
Romo Jesuit asal Paroki Kampung Sawah ini mengajak para awam untuk mendukung karya-karya Gereja. Dilakukan sebagai bagian dari keberkahan hidup mereka yang tidak hanya mengejar kebahagiaan material yang ditandai dengan kepemilikan barang duniawi dan hal-hal sementara di dunia ini.
Lebih dari itu, keterlibatan itu dengan tulus ingin dikerjakan karena dengan melakukan gerakan bermakna itu juga mendatangkan keselamatan kekal. Salah satunya dengan kesediaan mau terlibat dalam karya pelayanan tarekat-tarekat yang saat ini sungguh membutuhkan bantuan dari kaum awam profesional dan ide-ide mereka untuk membangun pondasi kuat demi berkelangsungan karya.
Sesudah perayaan ekaristi, acara kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Sinergi Empat Yayasan yang menginisiasi pembuatan Renstra Bersama Provinsi SND Indonesia.
Sr. Maria Kharita SND selaku Provinsial SND Indonesia membuka pertemuan tersebut. Dengan mengapresiasi keterlibatan awam dalam karya pelayanan mereja. Juga mengajak para pemerhati karya SND itu sebagai bagian dari sejarah besar SND untuk berbagi pengalaman dan kemampuan mereka dalam mendukung program pendidikan di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan.
Hadir dalam acara ini adalah Sr. Karuna SND, anggota Dewan Umum SND dari Generalat Roma.