Keuskupan Agats di Papua: Tantangan dan Sulitnya Medan Pastoral, Pedulinya PPKA PUKAT KAJ

0
357 views
Ilustrasi: Bapak Uskup Keuskupan Agats-Asmat Mgr. Aloysius Murwito menjadi motoris di belakang kemudi speedboat Keuskpan saat melaju kencang di sungai nan lebar di Yaosakor, Kabupaten Agats, Papua. (Mathias Hariyadi)

BERIKUT ini tayangan video menarik tentang profil Keuskupan Agats di Papua yang punya sejumlah cirikhas yang tidak ada duanya di Indonesia:

  • Dikeliling hutan rimbun dengan lahan tekstur berawa-rawa dan kepungan air dalam bentuk sungai-sungai nan lebar.
  • Akses perjalanan dari satu lokasi menuju lokasi lainnya hanya bisa ditempuh melalui moda transportasi air; baik melalui aliran sungai, laut, dan aliran sepanjang pantai.
  • Mengandalkan air hujan setiap hari sebagai sumber kehidupan.
  • Kota Asmat –Ibukota Kabupaten Asmat– berdiri di atas “papan”. Artinya jalan raya di kota ini dibangun di atas papan-papan kayu. Dalam beberapa tahun terakhir ini, sejumlah lokasi sudah dibeton.
  • Tingginya biaya transportasi. Kalau di tanah landai –katakanlah di Jawa, 1 liter bensin bisa menjangkau 8-10 km dengan mobil– maka di wilayah pastoral Keuskupan Agats ini, 1 liter solar hanya bisa menjangkau 1 km jaraknya. Sebagai ilustrasi, butuh biaya sedikitnya Rp 5 juta sekedar untuk ongkos BBM ketika harus mengunjungi stasi dari “pusat kota” dengan speedboat untuk sebuah lokasi dengan waktu tempuh perjalanan selama 4-5 jam.

Selebihnya silakan mengakses tayangan video ini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here