Lectio Divina 30.05.2023 – Upah Pemberian Yesus

0
220 views
Ada yang 100, 60 dan 30 kali lipat, by bible free image

Selasa. Hari Biasa, Pekan Biasa VIII (H)

  • Sir. 35: 1-12/ Ps / Mk 10: 28-31
  • Mzm. 50:5-6.7-8.14 dan 23
  • Mrk. 10:28-31

Lectio

28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” 29 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,

30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Meditatio-Exegese

Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau

Petrus pasti menyimak pembicaraan Yesus dengan pemuda Yahudi yang bertanya tentang cara memasuki hidup kekal (Mrk. 10:17-27). Mewakili para murid, ia bertanya pada Yesus (Mrk. 10:28), “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”, Ecce nos dimisimus omnia et secuti sumus te.

Kata-kata Petrus berarti: mereka telah memenuhi seluruh syarat yang ditetapkan Yesus untuk pemuda itu. Maka, sekarang, apakah mereka layak memperoleh hidup kekal.

Menanggapi Petrus, Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,

orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” (Mrk 10:29-31).

Jawaban-Nya pasti mengejutkan Petrus dan para murid lain.

Yesus menghendaki cara hidup baru bagi para murid. Cara hidup dalam komunitas yang berpusat pada Yesus digambarkan oleh Gereja, “Tuhan Yesus memberi kepada persekutuan-Nya sebuah struktur yang akan tinggal sampai Kerajaan-Nya disempurnakan.

Pada tempat pertama terdapat pilihan keduabelasan dengan Petrus sebagai pemimpin. Mereka mewakili kedua belas suku bangsa Israel dan dengan demikian merupakan batu-batu dasar Yerusalem Baru.

Keduabelasan itu dan murid-murid yang lain mengambil bagian pada pengutusan Kristus, pada kekuasaan-Nya, tetapi juga pada nasib-Nya. Melalui semua tindakan ini Kristus mendirikan dan membangun Gereja-Nya.” (Katekismus Gereja Katolik, 765).

Para rasul akan dijadikan ‘batu penjuru’ komunitas Israel baru dan akan ambil bagian dalam kemuliaan Anak Manusia (bdk. Dan. 7:13-14; Why. 21:12-14). Bersama dengan kedua belas suku Israel, kedua belas rasul Anak Domba akan ambil bagian dalam pengadilan terakhir.

Komunitas iman yang didirikan Yesus mengatasi ikatan darah. Masing-masing diikat menjadi keluarga baru melalui pembaptisan dan melaksasanakan perintah Allah (Mrk. 3:35).

Yesus membuat daftar menarik, karena Ia tidak menyebutkan istri (Mrk. 10:30). Isteri boleh dibawa dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas perutusan (1Kor. 9:5). Ayah juga tidak dilipat gandakan, karena jemaat percaya bahwa yang menjadi ayah atau bapa adalah satu, yakni Bapa di sorga (Mat. 23:9).

Komunitas baru, Gereja, menghayati spiritualitas cor unum et anima una, sehati dan sejiwa(Kis. 4:32). Tiap anggota saling memperhatikan agar “tak ada seorang pun yang miskin di antaramu.” (bdk. Ul 15:4-11).

Inilah yang dilakukan oleh jemaat Gereja Perdana (Kis 2:42-45).

Corak hidup yang berbeda ini ternyata menarik perhatiaan banyak orang, sehingga jumlah mereka bertambah tiga ribu jiwa. Apa yang dikerjakan oleh jemaat Gereja Perdana senantiasa menginspirasi tiap generasi.

Masing-mamsing harus mampu menatap diri sendiri dan memastikan apakah jemaat yang mewarisi dan hidup seturut dengan spiritualitas yang sama.

Disertai berbagai penganiayaan

Dalam komunitas baru, semua orang diperlakukan sama sederajad di hadapan Allah. Santo Paulus menulis, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Gal. 3:28).

Maka orang yang merasa diri penting, kaya, dan punya pengaruh dalam jemaat, malah, akan menjadi yang terakhir. Sedangkan mereka yang dengan rela hati meninggalkan segala untuk melayani akan menjadi yang pertama.

Yesus mengingatkan jemaat baru yang dididirikan-Nya akan mengalami penganiayaan dan penentangan, cum persecutionibus

Para penentang dan penganiaya adalah mereka yang berhati mementingkan dirinya dan kelompoknya, serta memandang diri dan kelompoknya sebagai tolok ukur kebenaran.

Tak jarang saat berhadapan dengan para penentang, pengikut Yesus dihina, disiksa dan, bahkan, dibunuh.

Katekese

Makna meninggalkan keluarga. Santo Clement dari Alexandria, 150-215:

“Jangan sampai perikop ini mengganggu kalian. Kesampingkan dengan kata-kata keras lain yang diucapkan Yesus, ““Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk. 14:26).

Camkan bahwa Allah, sumber damai sejahtera, yang meminta kita mengasihi musuh, tidak menuntut secara hurufiah membenci atau meninggalkan mereka yang kita kasihi.

Tetapi jika kita harus mengasihi musuh, kasih kita harus mengikuti alasan yang benar, yakni seperti kita mengasihi kerabat dekat kita…   

 Tetapi, jika seorang ayah, atau anak, atau saudara menjadi penghalang bagimu untuk beriman atau menghayati hidup ilahi, ia seharusnya tidak hanyut oleh tantangan ini.

Berpautlah pada apa yang datang dari Allah, bukan yang dari daging. Inilah makna perintah-Nya.” (Salvation Of The Rich Man 22.13)

Oratio-Missio

Tuhan, aku ingin mengikuti-Mu sebagai murid dan mengasihi-Mu dengan segenap hati dan dengan seluruh yang aku miliki. Penuhilah hatiku dengan  iman, harapan dan kasih, agar aku selalu menemukan damai sejahtera dan bersuka cita atas kehadiran-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk membuat komunitas imanku menarik dan tumbuh dalam spiritualitas sehati dan sejiwa?

Nemo est, qui reliquerit domum aut fratres aut sorores aut matrem aut patrem aut filios aut agros propter me et propter evangelium, qui non accipiat centies tantum nunc in tempore hoc, domos et fratres et sorores et matres et filios et agros cum persecutionibus, et in saeculo futuro vitam aeternam – Marcum 10:29-30

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here