Bacaan I: 2Taw 36:14-16.19-23
Bacaan II: Ef 2:4-10
Injil: Yoh 3:14-21
“Banyak anggota lingkungan yang tidak bisa ikut pendalaman iman masa pra paskah ini, karena kesulitan masuk ke zoom,” kata salah satu warga lingkungan.
“Mereka mau ikut, tapi kebanyakan yang tua-tua belum tahu dan sangat kesulitan,” kata yang lain.
“Saya minta cucu saya menuntun saya sampai bisa ikut zoom, sudah tidak tahu lagi jika harus mengoperasikan sendiri,” kata seorang nenek.
“Bagaimana kalau ketua lingkungan keliling dan mengajari satu per satu warga yang kesulitan,” usul salah satu warga.
“Bisa saja,” kata ketua lingkungan.
“Atau diadakan pelatihan bersama bagi warga yang belum bisa,” kata yang lain.
“Kalau diadakan latihan, kita kumpul dan itu sangat riskan, karena kemungkinan yang kesulitan yang sudah lansia,” kata warga yang lain.
“Jika ada anak atau cucu, minta tolong saja, pasti mereka bisa,” kata salah satu warga.
Mau belajar kepada yang muda bahkan anak-anak, itu tidak mudah perlu kerendahan hati, untuk diajari dan diarahkan.
Seringkali kita memandang sebelah mata kemampuan orang muda dalam kehidupan bersama khususnya dalam hidup rohani.
Dalam bacaan hari ini, kita menemukan pelajaran yang sangat indah, Nikodemus seorang penatua umat, orang yang dianggap bijaksana datang kepada Yesus di tengah malam, untuk belajar dan mendengarkan ajaran Yesus.
Dia secara rohani telah dilahirkan kembali dalam Roh.
Nikodemus menerima dan mengenal Yesus sebagai Sang terang dunia yang dinantikan oleh seluruh umat manusia.
Jangan menganggap remeh orang muda, mereka adalah anak zaman yang digembleng dalam kesulitan dan keindahan hidup yang tidak pernah dialami oleh para orang tua dulu.
Kehidupan beriman mereka pun punya gaya dan cara yang khas mungkin berbeda dengan para orang tua, tetapi mereka menemukan dalam kekhasannya nilai dan keutamaan iman.
Apakah kita mau berjalan dan mau saling belajar dengan orang-orang muda?
