Paus Fransiskus: Bila “Dikerjain” Kaum Berjubah, Para Suster Harus Berani Melawan

1
674 views
Ilustrasi: Paus Fransiskus bersama para religius suster dalam sebuah acara audiensi bulan Januari 2022. (CNA)

HANYA satu kata. Lawan saja mereka itu.

Demikian kata Paus Fransiskus mengimbau para religius suster biarawati saat berlangsung forum audiensi umum di Vatikan bulan Januari 2022 lalu. Jangan ragu melawan kaum religius pria, ketika kalian menjadi sasaran “kenakalan” mereka.

Demikian kata Sri Paus sebagaimana dilansir oleh CNA edisi terbit hari Rabu tanggal 1 Februari 2022 hari ini.

“Saya mendorong semua religius suster to mempertimbangkan dan memilih mana yang menurut mereka terbaik bagi karya pengutusan mereka saat ini. Terutama, ketika kita semua berhadapan dengan situasi di mana Gereja Katolik mengalami tantangan serius akhir-akhir ini (baca: kasus-kasus perundungan seksual dengan menyasar para suster biarawati oleh kaum religius pria yang dalam hal ini para pastor),” kata Paus Fransiskus dalam sebuah pesan virtual melalui rekaman video yang dirilis tanggal 1 Februari 2022.

Paus mendorong para suster untuk berani “melawan” kaum berjubah pria, manakala para religius perempuan ini merasa telah diperlakukan secara tidak adil dan tidak pantas. “Bahkan diperlakukan tidak semestinya oleh kaum berjubah dalam Gereja,” kata Paus.

Sri Paus juga mendorong Umat Katolik selama bulan Februari 2022 ini mendoakan para suster biarawati dan kaum perempuan yang mengikrarkan hidup mereka bagi pelayanan gerejani.

Sayang sekali, dalam pesan virtual itu, Paus tidak menyebutkan secara detil konteks peristiwa di mana kaum berjubah pria disebut-sebut sering bertindak tidak semestinya terhadap para suster biarawati.

Buku menarik

Yang menarik, seorang wartawan Italia Bernama Salvatore Cernuzio bulan November 2021 lalu menerbikan buku berjudul Belenggu Bisu: Kasus-kasus Perundungan, Kekerasan, Frustrasi yang Terjadi pada Kaum Religius Perempuan.

Buku ini berkisah tentang kasus-kasus yang dialami oleh para suster biarawati di mana mereka sering kali diperlakukan secara tidak baik, tidak adil oleh para imam.

Termasuk kasus-kasus khusus di mana ada seorang suster muda dalam biara yang telah mengalami perundungan seksual oleh seorang pastor tapi atas nama “ketaatan” kasus pelecehan seksual ini sengaja “disensor” oleh pemimpin biara susteran tersebut.

Dalam sebuah pidato bulan Desember 2021 lalu, Paus mengaku sudah menerima buku tersebut.

Beliau juga mendorong para suster untuk tidak mudah patah arang, ketika harus memperjuangkan martabat mereka sebagai perempuan ketika mengalami kasus-kasus perundungan seksual oleh kaum berjubah pria dalam Gereja.

Satu kata saja: lawan mereka.

PS: Diolah dari CNA.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here