Puncta 20.10.19 Minggu Biasa XXIX Luk 18:1-8: Doa Tiada Henti

0
870 views
Ilustrasi (Courtesy of Boundless)

SAYA ingat pengalaman waktu masih kecil. Ibu dan mBah Genya membikin kue untuk pesanan orang. Mencium bau dari kue telur itu rasanya merangsang untuk menikmatinya.

Saya duduk dekat ibu supaya diberi secuil saja. Tetapi tidak diberi. Saya merengek-rengek tetap tidak diberi.

Saya terus meminta sambil “nithili” bagian pinggir kue yang masih panas itu. Mungkin karena merasa terganggu pekerjaannya, mBah Genya akhirnya memberi saya satu loyang kue dengan pesan, “kamu harus makan sampai habis dan jangan mengganggu kami menyelesaikan kue pesanan ini”.

Dengan tergopoh-gopoh saya membawa satu loyang kue yang masih harum itu. Perut saya rasanya mau meledak karena tak mampu menghabiskan kue itu.

Dalam Injil hari ini Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya untuk tidak jemu-jemu berdoa kepada Allah. Yesus memberi gambaran seperti seorang janda yang datang kepada hakim agar mau membela kasusnya.

Seorang janda adalah gambaran orang miskin, tidak mempunyai apa-apa dan siapa-siapa. Dia tidak punya pegangan kepada siapa dapat menyelesaikan masalahnya. Maka hanya hakim yang menjadi tumpuan haknya. Tidak bosan-bosan dia datang kepada hakim itu. Akhirnya hakim itu menyerah dan membela haknya.

Dengan gambaran itu Yesus mau menjelaskan kepada murid-muridNya, siapa Allah yang maha baik. Jika hakim yang jahat dan tidak takut kepada Allah saja meluluskan permohonan janda itu, betapa Allah akan lebih memperhatikan kita umatNya.

Yang ditonjolkan Yesus bukan sikap keterpaksaan si hakim, tetapi antara hakim yag jahat dengan Allah yang baik. Hakim yang jahat dan tidak mengenal Allah saja bisa memberi yang baik, apalagi Allah yang maha baik. Dia pasti akan memberikan yang lebih lagi.

Kita harus mencontoh janda yang tidak jemu-jemu meminta kepada hakim. Kita tidak boleh berhenti dalam berdoa kepada Allah. Jangan hanya karena belum diberi kita lalu berhenti berdoa.

Kita jangan pernah putus asa dalam berdoa. Tuhan tahu kapan memilih waktu yang tepat untuk mengabulkan doa-doa kita. Ketika doa belum terkabul kita perlu memperkuat iman kita. iman yang kuatlah yang membuat doa kita dikabulkan.

Bukan karena banyaknya kata-kata indah atau lamanya berdoa, tetapi karena iman kita sungguh teruji kuat di hadapan Allah.

Bangun tidur di pagi hari
Terlena oleh indahnya mimpi
Berdoa terus tiada henti
Iman kita makin teruji

Cawas, di suatu hari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here