ADA banyak kekawatiran dalam hidup, tetapi selalu saja pertolongan Tuhan tepat pada waktunya.
Saya pernah tergelincir di sungai di jalan Tanjung Pura menuju Ketapang. Namun Tuhan masih menolong. Motor saya masih bisa dinaiki sampai tujuan.
Pernah juga jatuh di Pelang sampai tangki motor pecah dan bensin mengalir tak bisa dihentikan. Tuhan menolong melalui seorang bapak yang menarik motor saya sampai Ketapang.
Pernah juga mengalami tabrakan berantai di Pagar Mentimun, ketika saya menghindari sepeda motor. Saya berhenti mendadak dan ditabrak mobil di belakangnya.
Ada orang-orang yang dengan senang hati menolong dan membereskan.
Kekhawatiran dan ketakutan diselesaikan Tuhan sesuai dengan porsinya. Lewat pengalaman itu Tuhan mau berkata, “Jangan kawatir, Aku bisa diandalkan!”
Seorang anak kecil belajar renang dengan menempel di punggung ayahnya. Walaupun ayah itu berenang di tempat yang dalam, tetapi anak itu tidak kawatir karena bergantung pada ayahnya.
Begitulah kita, kalau bergantung pada Allah tidak perlu merasa takut dan kawatir. pertolonganNya datang tepat pada waktunya.
Biasanya kekawatiran itu terlalu berlebihan. Pikiran kita mengaduk-aduk keadaan yang normal menjadi dibesar-besarkan. Sebagian besar kekawatiran tidak pernah terjadi. Ketika kita disergap kekawatiran, kita tidak berani melangkah. Kita tidak berbuat apa-apa.
Itulah yang kemudian merugikan kita. Tetapi kalau kita berani menepis kekawatiran itu, kita melangkah, maka di perjalanan semua akan berjalan biasa-biasa saja.
Tuhan Yesus berkata, “Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan dan minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai.” Tuhan akan menyelenggarakan semuanya.
Orang Jawa bilang, “Yen gelem obah, bakal mamah.” Artinya, asal mau bergerak pasti dapat rezeki. Itu berarti, Tuhan sudah menyediakan bagi mereka yang mau berusaha.
Tuhan meneguhkan kita untuk tidak kuatir akan hidup kita. “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Maka janganlah kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Yakinlah Tuhan selalu menolong tepat pada waktunya.
Buat apa susah, buat apa susah
Lebih baik kita bergembira
Tidak lama pindah, tidak lama pindah
Dimana pun layani umatNya.
Berkah Dalem,