Roh Baik Enyahkan Segala Ketakutan

0
2,140 views

CONTEK massal menjadi isu besar hari-hari ini.  Dan dunia pendidikan Indonesia pun ikut meradang dengan munculnya berita tentang contek-mencontek yang dilakukan secara massal di sebuah hajatan nasional bernama Ujian Nasional.

Adalah Ny. Siami, warga permukiman Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya, yang awalnya merilis “kabar miring” ini. Ujung-ujungnya, dia malah diusir oleh  100-an warga,  Kamis 9 Juni 2011. Pangkal masalahnya jelas, ia sudah telanjur bersikap jujur dan berani mengungkapkan praktik ketidakjujuran di panggung pendidikan yang mestinya mengedepankan semangat kejujuran. .

Kegemparan itu awalnya dipicu oleh hajatan besar bernama Ujian Nasional (UN) di SD Gadel 2 tanggal 10-12 Mei 2011 lalu. Menurut pengakuan Ny. Siami, anak kandungnya dijadikan pilot project sebagai sumber contekan bagi sekalian teman-temannya sesama peserta UN. Nah, si ibu ini lalu melaporkan praktik curang ini ke wali kelas anaknya yang diduga telah merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.

Berbuah petaka

Tentu saja, Bu Siami ini takkan pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya akhirnya malah menuai petaka. Ia pun disidang di balai kelurahan dan menjadi satu-satunya “terdakwa”. Namun, pertemuan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan Kecamatan) Tandes itu malah berbuah pengusiran. Ny Siami terpaksa harus meninggalkan rumahnya lantaran tak tahan dengan tekanan dan gelombang demo warga.

Ny. Siami adalah lulusan SMP. Dia dikenal sebagai pekerja keras dan berhasil menjadi penjahit gorden. Sementara suaminya, Widodo, bekerja di kompleks perindustrian Margomulyo. Ajaran orangtuanya tentang kejujuran begitu melekat dalam dirinya dan ia telah dengan gagah berani mengungkap ketidakjujuran. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, keluarga Siami dan putranya Al adalah keluarga jujur, tapi masyarakat yang belum siap.

“Roh Baik”

Rasanya yang dilakukan Ny. Siami berkaitan dengan apa yang ditulis Santo Ignatius dalam Latihan Rohani. Ignatius mengatakan, Roh baik selalu memberi dorongan, semangat, dan kekuatan pada orang untuk berani melawan hambatan-hambatan yang dialami.

Berkebalikan dengan di atas, “Roh Jahat”  juga mempunyai cara tersendiri untuk mempengaruhi manusia. Dengan mengambil pendapat Pastor Ludovic-Marie Barrielle, Romo Paul Suparno SJ, merangkum enam ciri “Roh Jahat” Latihan Rohani Santo Ignatius. Dan salah satunya adalah Ketakutan.

Ketakutan yang terus-menerus menghambat manusia maju berbuat baik adalah  tanda bagaimana “Roh Jahat” telah  mencoba memengaruhi hidup manusia agar tidak maju berkembang menjadi semakin baik.  Ny. Siami tidak takut mengungkap ketidakjujuran. Ia sadar akan konsekuensinya, salah satunya dikucilkan warga sekitar. Namun seakan ia tetap mendapat dorongan, semangat, dan kekuatan untuk melawan berbagai hambatan yang dialaminya. Bahwa dukungan mengalir sampai hari ini menjadi bonus tersendiri.

Kalau tidak pun, sebagai pribadi ia tentu sudah sangat berharga karena digerakkan oleh “Roh Baik” itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here