KISAH transfigurasi Yesus di atas gunung dapat kita baca dalam Injil Lukas 9:28-36.
Perhatikan ini:
- ayat 29 : “Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan”.
- Ayat 30-31 : “Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.”
Tidak disebutkan di gunung mana kejadian transfigurasi itu terjadi. Yang jelas terjadi hal yang tidak lazim. Sebab, ada perubahan rupa, cahaya menyilaukan dan perbincangan antara orang yang hidup dari ruang dan waktu yang berbeda.
Bahkan dua dunia yang berbeda yaitu Yesus yang sedang berada di dunia fana dan dua nabi yang muncul dari alam baka.
Tekhnologi andorid memperkenalkan kita suatu aplikasi yang mampu mengubah gambar wajah seseorang menjadi lebih muda atau tua atau lebih menawan. Internet memampukan kita webinar, berbicara dengan orang yang berada di tempat yang jauh dari layar ke layar HP atau Laptop.
Intinya kita berbicara bukan langsung berhadapan muka namun kehadiran lawan bicara melalui perantaraan tekhnologi yang mengaktifkan pencahayaan.
Webinar bagi orang masa lampau mungkin dianggap sebuah keajaiban yang tak masuk akal. Namun, bagi generasi sekarang itu adalah kegiatan yang biasa dan makin biasa dilaksanakan orang di masa pandemi.
Kehadiran lawan bicara saat webinar bukan fiktif, namun nyata. Lawan bicara itu pun orang nyata dan tinggal di dunia nyata. Hanya saja kehadiran mereka yang diperantarai melalui internet sehingga wajah dan tubuh mereka di layar kaca adalah pantulan pencahayaan.
Peristiwa Yesus bukanlah setara dengan webinar. Sebab perubahan rupa Yesus bukan pada gambar tapi pada wajah asli-Nya. Kehadiran Musa dan Elia tidak melalui tampilan layar melainkan penampakkan fisik yang nyata dalam kemuliaan. Bahkan mereka muncul dari dunia baka.
Cahaya jubah Yesus bukanlah cahaya yang menerangi lensa mata saja, tetapi bersinar nyata meski mata kita terpejam.
Yesus telah melaksanakan supra-webinar. Kekuatan Tuhan yang belum mampu dijangkau manusia. Namun, kemajuan IPTEK saat ini makin menegaskan bahwa apa yang ditulis dalam Alkitab bukan dongeng palsu yang melawan kreatifitas akal budi. Justru memicu manusia untuk bervisi bahwa Tuhan menganugerahkan banyak potensi di dalam akal manusia namun baru sekian persen potensi itu diaktifkan.
Tuhan tidak kuno. Kitab Suci bukan kisah fiktif yang lahir dari khayalan penulis. Tuhan Mahamodern. Dia pencipta akal.
Di dalam akal Dia titipkan banyak Item yang perlahan-lahan dikuak manusia sesuai dengan kemajuan zaman. Kitab Suci bukanlah semata-mata kisah tentang masa lalu, melainkan juga kisah tentang masa depan.
Nilai-nilai agama yang tidak terpahami akal bukanlah tidak masuk akal, melainkan belum dimengerti akal. Atau melampaui akal.
