Tuhan Aku Lelah

0
44 views
Ilustrasi - Lelah. (Ist)

Rabu, 11 Desember 2024

Yes. 40:25-31.
Mzm. 103:1-2,3-4,8,10.
Mat. 11:28-30

MELALUI berbagai cara, orang berusaha untuk mencapai hidup yang bahagia penuh damai.

Namun kadang kala apa yang diinginkan dan diperjuangkan sangat sulit tercapai. Banyak orang justru sebaliknya mengalami hidup yang berat, berbeban, dan mengalami kecemasan. Kesulitan dan penderitaan datang silih berganti dan sangat sulit untuk diatasi.

Penderitaan yang seakan tak berujung itukah yang menyebabkan orang merasakan keletihan dan kelesuan dalam hidup ini.

“Saya benar-benar terpuruk, setelah saya ‘dirumahkan’ oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sangat sulit,” kata seorang bapak.

“Pesangon hanya cukup untuk biaya sekolah anak-anak, dan kini saya tidak punya pekerjaan apa pun. Beban hidupku semakin bertambah, ketika isteriku terkena serangan stroke yang membuat dia harus dibantu untuk semua aktivitasnya.

Dalam situasi seperti ini, aku hanya bisa memohon pada Tuhan, supaya tetap sehat dan bisa merawat isteriku, dan menemukan pekerjaan. Aku percaya Tuhan pasti memandang pergulatann hidupku,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Yesus juga mengajak kita untuk belajar dari-Nya. Ia adalah teladan sempurna tentang kerendahan hati dan kelemah lembutan. Dengan meneladani-Nya, kita akan menemukan kedamaian sejati.

Kepada semua orang yang sedang mengalami kecemasan, berhadapan dengan berbagai macam kesulitan yang tak teratasi dan permaslahan hidup yang lain Yesus mengundang untuk datang kepada-Nya dan menerima kelegaan.

Yesus tidak hanya menjanjikan kelegaan, tetapi juga menawarkan kuk yang enak dan beban yang ringan. Kuk yang dimaksud di sini adalah ketaatan pada kehendak-Nya.

Ketika kita menyerahkan hidup kita pada-Nya, beban kita terasa lebih ringan karena kita tidak lagi memikulnya sendirian.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sulit mengatasi beban kehidupanku saat ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here